Lama Baca 4 Menit

Sejarah Pecandu Alkohol di China Zaman Kuno

27 March 2022, 11:36 WIB

Sejarah Pecandu Alkohol di China Zaman Kuno-Image-1

Ilustrasi minum alkohol - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Sejak zaman kuno, konsumsi alkohol (minuman keras) telah menjadi bagian penting dari budaya Tiongkok. Alkohol selalu memainkan peran penting dalam berbagai kesempatan, dan ada banyak cerita rakyat yang melibatkan minum alkohol.

Dilansir dari Theworldofchinese.com, alkohol memiliki dampak besar pada seniman daripada yang lain. Mabuk tampaknya menjadi salah satu kiat penting yang digunakan seniman Tiongkok untuk membebaskan kreativitas mereka.

Banyak dari mereka menghasilkan karya terbaik mereka setelah mabuk. Kisah Li Bai (李白), dari dinasti Tang, salah satu penyair paling terkenal dalam sejarah Tiongkok, telah diceritakan berkali-kali.

Du Fu (杜甫), penyair Tang lainnya, yang sama hebatnya dengan Li, menggambarkan kecintaan Li pada alkohol dalam puisinya “Lagu Tentang Delapan Dewa dalam Minum”, mengatakan Li Bai dapat menulis seratus puisi selama minum.

Tidak hanya puisi, tetapi juga lukisan dan kaligrafi yang diperbaiki dengan sangat bagus saat para seniman meminum alkohol.

Wang Xizhi (王羲之), kaligrafi terkenal Tiongkok, yang disebut Kaligrafi Saint, menyelesaikan salah satu karyanya yang paling luar biasa "Lantingxu (Prolog Paviliun Anggrek)" ketika dia mabuk.

Alkohol juga dapat membantu meningkatkan persahabatan. Dimana seseorang yang dengan baik hati membelikan Anda minuman lebih mudah menjadi teman.

Bagi Tao Qian (陶潜), seorang penyair di dinasti Jin, juga dikenal sebagai Tao Yuanming, minuman keras jelas merupakan tanda persahabatan yang hebat. Tao sangat menyukai alkohol, sehingga ia bahkan menulis 20 puisi dengan judul yang sama yaitu “Minum”.

Tao mengundurkan diri dari jabatan resminya dan hidup mengasingkan diri karena tidak bisa menerima sisi gelap karirnya. Tapi mengharuskannya untuk hidup miskin. Setahun sekali, Festival Chongyang semakin dekat, tetapi Tao bahkan tidak punya uang untuk membeli minuman keras, yang membuatnya sangat kesal. 

Tetapi ketika dia sedang mondar-mandir dengan sedih di halaman rumahnya, seorang utusan berbaju putih datang dengan membawa alkohol, memberi tahu Tao bahwa itu adalah hadiah dari temannya Wang Hong.

Untuk mengungkapkan rasa terima kasih Tao segera meminumnya. Sekarang cerita ini telah diubah menjadi pribahasa “orang berbaju putih mengirimkan alkohol (白衣送酒),” menggambarkan bahwa seorang teman mengirimi sesuatu saat Anda membutuhkannya.

He Zhizhang (贺知章), penyair dan kaligrafer di dinasti Tang, adalah subjek lain dari "Lagu tentang Delapan Dewa dalam Minum" karya Du.

Berbeda dari Tao, dia dikenang sebagai orang yang memperlakukan orang lain dengan baik menggunakan alkohol. Dia adalah seorang pejabat pemerintah saat itu. Suatu hari, ketika Li Bai mengunjungi Chang'an, ibu kota, ia bertemu dengan Tao di sebuah kedai.

Membaca puisi-puisi menarik Li, Tao sangat senang bertemu dengan teman baru yang begitu berbakat. Jadi dia memutuskan untuk membelikan Li beberapa minuman. Kebetulan Tao tidak membawa uang sama sekali di hari itu. Tapi itu tidak bisa mengubah pikirannya untuk membuat Li senang. 

Dia melepas kura-kura emasnya, yang merupakan tanda hanya untuk pejabat tingkat tinggi, dan memberikannya ke kedai untuk ditukar dengan minuman keras. 

Dia dan Li mabuk dengan gembira. Dan kisah ini kemudian disebut (金龟换酒) yang berarti menyingkirkan kura-kura emas untuk mendapatkan anggur berkualitas. Digambarkan sebagai orang yang berpikiran terbuka dan suka membuat orang lain bahagia. (*)


Informasi Seputar Tiongkok