Lama Baca 3 Menit

Kelenteng Da Bo Gong di Ancol Berusia 17 Abad

29 May 2022, 23:30 WIB

Kelenteng Da Bo Gong di Ancol Berusia 17 Abad-Image-1

Kelenteng Da Bo Gong - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Jakarta, Bolong.id – Vihara Bahtera Bhakti atau Kelenteng Da Bo Gong di Jalan Pantai Sanur No 5, Binaria Ancol, Jakarta Utara, ternyata sangat kuno. Usianya 17 abad.

Dilansir dari berbagai sumber, bangunan kelenteng didominasi warna merah, biru, hijau, dan kuning. Bangunan ini kaya ornamen hias, berupa patung naga dan lukisan dinding.

Nama Da Bo Gong berarti dewa tanah. Kelenteng ini dibaktikan untuk Dewa Da Bo Gong. Namun, bisa dibilang ini adalah kelenteng kombinasi karena peziarah dari berbagai latar belakang kepercayaan datang ke sini, seperti Konghucu, Taois, Buddha.

"Kalo sekarang-sekarang ribut SARA, sudah dari dulu di sini ada yang namanya toleransi beragama. Konghucu, Taois, Buddha, saya sendiri dan sebagian besar pengurus, beragama Islam," ungkap Apriyanto, Humas Kelenteng Da Bo Gong.

Di dalam kompleks bangunan kelenteng ada berdiri beberapa bangunan untuk memuja dewa yang berbeda.

"Di sini ada bangunan untuk berdoa ke Dewa Sam Po Soei dan istrinya (Sitiwati), terus ada buat Buddha, Dewi Kwan Im, makam Mbah Said dan Eneng, dan yang utama untuk Thi Kong (Tuhan Yang Maha Esa)," katanya.

Menurut keterangan pengurus kelenteng, bangunan yang terletak di dalam Kompleks Pasir Putih wilayah Ancol, Jakarta Utara, ini telah mengalami renovasi di beberapa bagian.

"Renovasi sudah berkali-kali. Terutama bagian dinding, karena kan terpapar asap hio jadinya item-item dindingnya. Jadi kami siasati dinding bangunan asli kami tempel keramik biar enggak kotor dan kami sering cat ulang juga," ujar Apri.

Dari keterangan Apri, sehari-hari tidak banyak pengunjung yang datang ke kelenteng ini, baik untuk sekadar melihat-lihat maupun untuk berziarah.

"Kita enggak bisa bilang sekitar berapa pastinya pengunjung per hari. Beda sama masjid yang bisa liat dari saf salatnya atau dari gereja bisa liat jumlah dari banyaknya bangku. Jelasnya bakal ramai setiap ada perayaan besar, contohnya Imlek," tutur dia. (*)