Tim sepak bola putri China - Image from AFP
Bolong.id - Kemenangan bersejarah Tiongkok di final Piala Asia Wanita 2022 Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada hari Minggu (6/2/2022) telah mendorong kampanye yang menyerukan bahwa tim sepak bola putri Tiongkok harus mendapatkan gaji yang sama dengan tim putra.
Dilansir dari 月半体娱解说 pada Senin (7/2/2022), pengguna media sosial memuji tim putri karena mendapatkan kembali martabat sepakbola Tiongkok setelah tim putra gagal lolos ke Piala Dunia FIFA awal bulan ini. Tim putri Tiongkok mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2 pada babak final yang diselenggarakan di India.
“Ini adalah contoh dari tipikal: Anak laki-laki yang mengambil semua sumber daya dalam keluarga tapi tidak menjadi apa-apa, sedangkan anak perempuan yang dianiaya menjadi sukses,” tulis sebuah komentar di platform Weibo. “Tolong bayarkan mereka bonus dengan tarif yang sama dengan laki-laki! Gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama!” tulis pengguna lain yang telah dibagikan lebih dari 45.000 kali.
Laporan tahun 2018 oleh Asosiasi Sepak Bola Tiongkok menunjukkan kurang dari 20% pemain sepak bola wanita berpenghasilan lebih dari 10.000 yuan (sekitar Rp 22,6 Juta) per bulan.
Sebuah laporan terpisah oleh saluran olahraga CCTV pada tahun yang sama menemukan, rata-rata, 10 pertandingan teratas menurut penilaian penonton dimainkan oleh tim putra.
Tiongkok tidak memiliki data resmi tentang pendapatan pemain sepak bola pria dan wanitanya. Tetapi sebuah laporan oleh media yang berafiliasi dengan negara pada tahun 2003 menunjukkan pendapatan tahunan Sun Wen, kekuatan utama tim wanita saat itu dan sekarang wakil presiden Asosiasi Sepak Bola Tiongkok, hanya 10% dari pendapatan rata-rata pesepakbola Tiongkok.
Li Jiayue, anggota tim sepak bola Shanghai, mengatakan dalam sebuah wawancara tahun lalu bahwa dia bermimpi menerima bonus setelah para penggemar bertanya apakah dia telah menghasilkan banyak uang setelah memenangkan medali perak di Olimpiade Nasional negara itu.
“Apakah Anda menyadari bahwa dari 10 besar (pemain sepak bola internasional berdasarkan pendapatan), tidak satupun dari mereka adalah perempuan,” katanya, mengacu pada kesenjangan upah gender global dalam sepak bola. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement