Logo Family Mart - Image from Post & Parcel
Shanghai, Bolong.id - Memiliki 3.045 toko di 16 distrik, toko serba ada asal Jepang FamilyMart adalah minimarket terbanyak di Shanghai. Buka 24 jam, menjual aneka kebutuhan keluarga.
Dilansir dari RADII Rabu (20/4), meskipun sekitar 26 juta penduduk Shanghai wajib tinggal di rumah, banyak toko FamilyMart tetap beroperasi meski dengan cara yang jauh berbeda dari biasanya. Para karyawan minimarket itu terpaksa makan dan tidur di toko karena lockdown.
“Ketiga rekan saya dan saya tidur dan makan di toko. Kami bahkan membeli ember besar untuk mandi,” kata Wang Jinfeng, karyawan FamilyMart yang telah tinggal di distrik pusat Jing'An selama hampir tiga minggu.
Pegawai Family Mart makan di toko - Image from RADII
Wang memberi tahu media RADII bahwa meskipun keluarganya tinggal hanya 20 menit jauhnya, dia belum menemui mereka sejak 1 April, ketika bagian barat Shanghai mengalami lockdown. Wang pun tidak tahu kapan dia bisa pulang.
“Setiap hari, kami bangun, mendisinfeksi seluruh toko, dan kemudian menerima kotak makan siang [dari fasilitas produksi makanan FamilyMart]. Saat itulah pekerjaan sebenarnya dimulai,” kata Wang.
Meskipun banyak produk kemasan FamilyMart yang tidak kembali di-stok ulang atau restock saat ini, karyawan masih menerima lebih dari 1.000 pesanan kotak makan siang dan sandwich yang dibuat segar setiap hari.
Menurut Wang, sebagian besar kotak makan siang FamilyMart dibeli oleh hotel yang telah diubah menjadi fasilitas karantina.
Kotak makan siang yang tersedia untuk umum ini hadir dalam jumlah terbatas dan dapat dipesan melalui grup WeChat. Setiap karyawan telah ditempatkan untuk menjadi admin group chat dan mengawasi pesanan dari penduduk setempat yang diisolasi.
Kotak makan siang yang siap didistribusikan - Image from RADII
Setelah mengemas kotak makan siang, Wang dan rekan-rekannya pun memposting gambar barang-barang yang telah disiapkan di berbagai obrolan grup.
Dengan demikian, pelanggan tahu bahwa mereka sekarang dapat mengatur agar pesanan mereka dikirim menggunakan aplikasi seperti Meituan dan Ele.me.
Biaya pengiriman biasanya berkisar antara 16 hingga 41 RMB (sekitar Rp 25K - 92K), tergantung pada jarak dan permintaan.
Dengan sekitar 300 anggota di setiap obrolan grup, Wang dan rekan-rekannya sering dibanjiri gelombang pesan teks.
“Jika kompleks pelanggan dekat dengan toko, kami akan kirimkan sendiri. Tapi kami sering kali terlalu sibuk untuk memproses semua pesanan,” akunya.
Adapun meski tinggal di toko serba ada selama lebih dari tiga minggu mungkin tampak seperti pengalaman yang agak menegangkan, Wang menambahkan bahwa rekan-rekannya dan dia kini menjadi sangat dekat sehingga hampir terasa seperti keluarga.
Makanan yang dibeli dari grup WeChat - Image from RADII
“Kami terkadang bertengkar, tentu saja. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya kami menemukan diri kami dalam situasi ini, dan pada awalnya sulit untuk menyesuaikan alur kerja, ” katanya.
Mengingat jumlah kasus harian Shanghai masih jauh di atas 15.000, kemungkinan Wang dan rekan-rekannya harus tinggal di toko serba ada setidaknya selama beberapa minggu lagi. (*)
Advertisement