Formasi pesawat PLA - Image from Global Times
Taiwan, Bolong.id - Militer Taiwan dilaporkan pada Jumat (9/10/20) memulai serangkaian latihan di lepas pantai di mana Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) sering melakukan latihan dan patroli sejak pertengahan September 2020.
Sementara para analis di Taiwan mengklaim, latihan itu dirancang untuk melawan PLA, karena banyak peristiwa baru-baru ini menunjukkan kelemahan militer Taiwan dan para ahli Tiongkok mengatakan bahwa latihan Taiwan tidak akan menghasilkan perubahan signifikan.
Angkatan laut dan angkatan udara Taiwan mengadakan latihan di barat daya lepas pantai pulau Taiwan pada Jumat (9/10/20), dengan latihan yang dijadwalkan pada 22 dan 21 Oktober 2020. Demikian dilansir dari Global Times, Jumat (9/10/2020).
Mengutip para ahli di Taiwan, laporan tersebut mengatakan bahwa latihan itu dapat menampilkan kapal perang yang mampu menjaga pertahanan udara regional, helikopter anti-kapal selam, pesawat, serta kapal selam sayap tetap, dengan tujuan melawan operasi PLA baru-baru ini di wilayah tersebut dan menunjukkan kekuasaan militer Taiwan di wilayah itu.
Latihan Taiwan adalah upaya yang berbahaya tetapi sia-sia untuk melawan reunifikasi secara paksa, namun itu hanya akan meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan tanpa mengubah ketidakseimbangan kekuatan antara Taiwan dan Tiongkok, seorang analis militer yang berbasis di Beijing mengatakan hal tersebut dalam wawancaranya dengan media Global Times.
Latihan Taiwan juga merupakan “pertunjukan” yang dimaksudkan untuk menutupi kelemahan dan ketidakmampuan militernya yang diekspos selama beberapa minggu terakhir di tengah latihan oleh PLA, kata analis itu.
Pada hari Rabu, PLA telah melakukan 217 serangan di barat daya Taiwan, memaksa militer Taiwan untuk melakukan 2.972 serangan mendadak yang menalan biaya sebesar 891,3 juta AS Dolar, kata Yen Teh-fa, kepala otoritas pertahanan Taiwan.
PLA memiliki keunggulan militer yang luar biasa atas pulau itu dalam hal kesiapan tempur pasukan, teknologi tingkat lanjut untuk senjata dan peralatan, jumlah, taktik dan strategi, kata para ahli Tiongkok.
Advertisement