Lama Baca 3 Menit

China-ASEAN Media & Think Tank Salon: BRI Dorong Pembangunan Berkelanjutan di ASEAN

21 March 2025, 13:33 WIB

China-ASEAN Media & Think Tank Salon: BRI Dorong Pembangunan Berkelanjutan di ASEAN-Image-1
 

Jakarta - Bolong.Id -  Isu Belt and Road Initiative (BRI) kembali menjadi topik utama dalam China-ASEAN Media and Think Tank Salon yang digelar pekan ini. Forum ini menyoroti peran BRI dalam pembangunan infrastruktur, energi hijau, serta teknologi ramah lingkungan di ASEAN, dengan fokus pada kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Partisipasi akademisi, jurnalis, dan pemangku kepentingan membahas bagaimana kerja sama ini dapat dimaksimalkan tanpa mengorbankan kepentingan nasional masing-masing negara.

Salah satu proyek paling disorot adalah kereta cepat Jakarta-Bandung dan jalur kereta China-Laos, yang kini menjadi jalur utama perdagangan dan pariwisata. Kereta China-Laos, yang awalnya diragukan efektivitasnya, kini mengalami lonjakan jumlah penumpang dan mempercepat konektivitas regional. 

Keberhasilan ini menjadi model bagi negara-negara ASEAN lainnya untuk mengembangkan transportasi modern dengan dukungan investasi dari China.

China-ASEAN Media & Think Tank Salon: BRI Dorong Pembangunan Berkelanjutan di ASEAN-Image-2
Partispasi Peserta dalam Belt and Road Initiative (BRI) kembali menjadi topik utama dalam China-ASEAN Media and Think Tank Salon

Selain infrastruktur, BRI juga berperan dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan. Di beberapa negara ASEAN, China telah membantu membangun sistem pemurnian air bersih guna mengatasi krisis air yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Teknologi pertanian Jun-Cao, yang memungkinkan budidaya jamur dengan metode hemat biaya, juga diperkenalkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada pertanian konvensional.

Investasi dalam energi hijau juga menjadi fokus utama diskusi. Sejumlah pembangkit listrik tenaga surya yang didanai China telah dibangun di wilayah terpencil di Indonesia, Filipina, dan Vietnam, membantu meningkatkan akses listrik dan mengurangi emisi karbon. Para panelis menyoroti bagaimana proyek-proyek ini dapat mempercepat transisi ASEAN ke ekonomi hijau dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Namun, forum ini juga menyoroti tantangan dalam implementasi proyek BRI, termasuk transparansi investasi, regulasi lokal, dan dampak sosial terhadap masyarakat setempat. Beberapa negara ASEAN masih menghadapi hambatan dalam mengelola proyek infrastruktur skala besar, baik dari segi pembiayaan maupun tata kelola yang berkelanjutan. Para peserta menekankan pentingnya dialog terbuka antara pemerintah, media, dan think tank agar proyek-proyek ini benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat.

Delegasi China dalam forum ini menegaskan komitmennya untuk menjadikan BRI sebagai platform kerja sama yang adil dan saling menguntungkan. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis kemitraan, mereka berharap BRI tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan pasar yang lebih stabil dan inovatif di ASEAN. Ke depan, negara-negara ASEAN diharapkan dapat mengoptimalkan peluang ini dengan memastikan bahwa setiap proyek selaras dengan kebutuhan pembangunan nasional dan tidak hanya menguntungkan satu pihak.(Bry)

Informasi Seputar Tiongkok