Bolong.id - Xinjiang telah lama menjadi tempat pertemuan berbagai budaya dan etnis di Tiongkok. Sebagai bagian integral dari peradaban Tiongkok, budaya di Xinjiang telah berkembang melalui interaksi dengan budaya lain di sepanjang sejarah.
Dilansir dari 新华网, pemerintah Tiongkok berkomitmen untuk melestarikan, mengembangkan, dan memodernisasi warisan budaya di wilayah ini.
Budaya Multietnis sebagai Bagian dari Peradaban Tiongkok
Xinjiang adalah rumah bagi berbagai kelompok etnis yang telah berkontribusi pada kekayaan budaya Tiongkok. Sejak zaman kuno, wilayah ini telah menjadi jalur penting dalam pertukaran budaya dengan daratan Tiongkok. Bukti arkeologi menunjukkan hubungan erat antara Xinjiang dan budaya Tiongkok kuno, seperti temuan jade dari Xinjiang di makam kerajaan Shang. Selain itu, pengaruh budaya Tiongkok terlihat dalam seni, musik, dan sistem pemerintahan di wilayah ini.
Keanekaragaman Bahasa dan Upaya Pelestarian
Bahasa merupakan bagian penting dari identitas budaya. Xinjiang memiliki sekitar 20 bahasa yang digunakan oleh berbagai etnis. Pemerintah telah menerapkan kebijakan bilingual dengan mendorong penggunaan bahasa nasional serta mempertahankan bahasa-bahasa lokal. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi antar-etnis dan membuka lebih banyak peluang pendidikan serta ekonomi bagi penduduk lokal.
Untuk melindungi bahasa dan budaya, proyek pelestarian bahasa telah dilakukan sejak 2015. Selain itu, pemerintah mendukung penerbitan buku, media, serta program TV dan radio dalam berbagai bahasa seperti Uighur, Kazakh, Mongolia, dan Han.
Keberagaman dan Perlindungan Budaya Agama
Xinjiang telah menjadi tempat berkembangnya berbagai agama seperti Islam, Buddha, Kristen, dan Taoisme. Keragaman ini menciptakan warisan budaya yang unik, terlihat dari situs-situs bersejarah seperti Masjid Id Kah di Kashgar dan Gua Buddha Kizil. Pemerintah berkomitmen untuk melindungi warisan agama dengan merenovasi tempat ibadah serta menerjemahkan kitab suci ke berbagai bahasa untuk memperkaya pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama.
Pelestarian Warisan Budaya
Pemerintah Tiongkok telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi warisan budaya di Xinjiang. Hingga kini, lebih dari 9.500 situs warisan budaya telah diidentifikasi, dengan beberapa di antaranya diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Museum dan pusat penelitian didirikan untuk mengkaji serta melestarikan peninggalan sejarah, termasuk manuskrip kuno dan artefak arkeologi.
Selain warisan benda, budaya tak benda seperti seni pertunjukan dan sastra lisan juga dijaga. Karya-karya seperti Twelve Muqam dari Uighur dan epik Manas dari Kirgiz telah didokumentasikan dan diajarkan kembali kepada generasi muda.
Modernisasi dan Penguatan Identitas Budaya
Dengan berkembangnya teknologi, Xinjiang juga beradaptasi dengan modernisasi. Digitalisasi bahasa, sistem pendidikan bilingual, serta promosi seni dan budaya melalui platform digital telah meningkatkan kesadaran akan keberagaman budaya di wilayah ini.
Pemerintah juga aktif dalam menjalin kerja sama budaya dengan negara lain melalui festival seni, pertunjukan musik, dan pameran budaya. Ini tidak hanya memperkenalkan budaya Xinjiang ke dunia tetapi juga memperkaya budaya lokal melalui pertukaran global.
Xinjiang adalah contoh nyata bagaimana budaya multietnis dapat hidup berdampingan dan berkembang dalam satu kesatuan nasional. Melalui kebijakan pelestarian, pendidikan bilingual, perlindungan warisan budaya, dan modernisasi, keberagaman budaya di wilayah ini semakin kuat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari peradaban Tiongkok yang luas. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement