Lama Baca 3 Menit

Tercatat 9 Kota di Tiongkok Terakreditasi Sebagai Kota Lahan Basah Internasional

28 July 2025, 10:53 WIB

Tercatat 9 Kota di Tiongkok Terakreditasi Sebagai Kota Lahan Basah Internasional-Image-1
Musonda Mumba (kiri), sekretaris jenderal Konvensi Lahan Basah, menyerahkan sertifikat akreditasi kota lahan basah internasional kepada perwakilan dari Yueyang, Provinsi Hunan, Tiongkok tengah, di Air Terjun Victoria, Zimbabwe

Bolong.id - Sebanyak sembilan kota di Tiongkok terakreditasi sebagai kota lahan basah internasional beberapa waktu lalu selama pembukaan Pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak Kontrak Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah (COP15) yang diadakan di kota resor Victoria Falls di Zimbabwe. Hal ini menjadikan jumlah total kota semacam itu di Tiongkok menjadi 22, terbanyak di dunia.

Dilansir dari 新华社, sembilan kota baru yang diakreditasi tersebut adalah Chongming di Shanghai, Dali di Provinsi Yunnan, Fuzhou di Provinsi Fujian, Hangzhou di Provinsi Zhejiang, Jiujiang di Provinsi Jiangxi, Lhasa di Daerah Otonomi Xizang, Suzhou di Provinsi Jiangsu, Wenzhou di Provinsi Zhejiang, dan Yueyang di Provinsi Hunan.

Johane Chenjekwa, wali kota Kasane di Botswana, memuji Tiongkok karena mempromosikan konservasi lahan basah, dan mencatat bahwa Afrika dapat memperoleh manfaat dari kerja sama dengan Tiongkok dalam pengelolaan lahan basah.

"Kita akan melihat, sambil berinteraksi, apa yang bisa kita pelajari dari mereka. Mereka juga bersedia belajar dari cara kita bekerja di sini, jadi ini benar-benar pengalaman yang luar biasa untuk berbaur bersama," ujarnya.

Chenjekwa menambahkan bahwa ketika dunia menghadapi tantangan bersama berupa degradasi lahan basah, upaya bersama dengan Tiongkok dapat membantu mengatasi dampaknya.

Dalam sambutan pembukaannya, Jay Aldous, wakil sekretaris jenderal Konvensi Lahan Basah, mencatat bahwa meskipun urbanisasi membawa kemajuan pembangunan yang nyata, ada kebutuhan untuk memastikan bahwa hal itu tidak mengganggu pelestarian lahan basah.

"Ekspansi perkotaan yang tidak terencana atau dikelola dengan buruk telah menjadi masalah global, berkontribusi terhadap degradasi lahan basah, hilangnya keanekaragaman hayati, terganggunya keseimbangan ekologi, meningkatnya emisi gas rumah kaca, memburuknya polusi udara dan air, serta meningkatnya dampak perubahan iklim," ujarnya.

Menanggapi tantangan ini dan mengakui peran penting kota dan lahan basah perkotaan, Konvensi Lahan Basah meluncurkan skema Akreditasi Kota Lahan Basah untuk mendorong perlindungan lahan basah perkotaan dan integrasinya ke dalam perencanaan kota berkelanjutan, kata Aldous.

"Dengan menganut prinsip-prinsip pemanfaatan bijaksana dari konvensi ini, kota-kota dapat memanfaatkan manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi yang diberikan oleh lahan basah, termasuk adaptasi dan mitigasi iklim, pengaturan banjir, nilai budaya, dan peningkatan kesejahteraan manusia," ujarnya.

Diselenggarakan dengan tema "Melindungi Lahan Basah untuk Masa Depan Kita Bersama", COP15, yang akan berakhir pada tanggal 31 Juli, telah mempertemukan para pihak yang berkontrak untuk memperkuat komitmen internasional terhadap perlindungan lahan basah.  (*)

Informasi Seputar Tiongkok