Lama Baca 3 Menit

Peng Liyuan Serukan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Sains

22 September 2025, 10:51 WIB

Peng Liyuan Serukan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Sains-Image-1
Suasana saat pemberian penghargaan

Beijing, Bolong.id - Di pedesaan Uganda, remaja putri pernah menghadapi pilihan sulit: putus sekolah karena menikah dini, atau berjuang di ruang kelas tanpa sanitasi atau keamanan yang memadai. Hal itu perlahan berubah. Program Promoting Equality in African Schools (PEAS) telah membangun kampus-kampus yang aman, responsif gender, dan mendukung kesehatan serta martabat anak perempuan. Setiap tahun, hampir 300.000 siswa di Uganda, Zambia, dan Ghana mendapatkan manfaat dari program ini.

Dilansir dari 重要新闻, di Zambia, Kampanye untuk Pendidikan Perempuan (CAMFED) menceritakan kisah transformasi yang serupa. Sejak 2001, inisiatifnya untuk membantu anak perempuan mengatasi hambatan pendidikan menengah telah memungkinkan lebih dari 617.000 perempuan muda di pedesaan untuk menyelesaikan sekolah. Berbekal keterampilan kepemimpinan dan pengabdian masyarakat, banyak lulusan telah menjadi panutan di desa-desa, di mana, belum lama ini, anak perempuan menjadi kelompok pertama yang tidak mendapatkan pendidikan.

Peng Liyuan Serukan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Sains-Image-2
Peng Liyuan

Kisah-kisah seperti inilah yang dirayakan oleh Penghargaan UNESCO untuk Pendidikan Anak Perempuan dan Perempuan, yang memperingati 10 tahun penyelenggaraannya di Beijing pada hari Jumat. Tahun ini, proyek-proyek dari Kenya dan Lebanon mendapatkan penghargaan.

Peng Liyuan, istri Presiden Tiongkok Xi Jinping dan utusan khusus UNESCO untuk kemajuan pendidikan anak perempuan dan wanita, dan Audrey Azoulay, direktur jenderal UNESCO menyerahkan penghargaan kepada kedua program tersebut.

Dalam pidatonya, Peng menyampaikan pesan yang bergema hingga melampaui upacara tersebut. Ia mengatakan bahwa seiring dunia memasuki era yang didorong oleh kecerdasan buatan dan perubahan teknologi yang pesat, perempuan harus diberdayakan dengan pendidikan sains.

"Kita harus lebih menekankan pendidikan sains bagi perempuan," ujarnya, seraya menyerukan agar perempuan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan teknologi, dan kapasitas inovatif. "Kita harus berupaya memastikan perempuan dapat merangkul revolusi teknologi dan menciptakan kehidupan yang memuaskan," tegas Peng.

Pada upacara hari Jumat, Azoulay berterima kasih kepada Tiongkok atas dukungan jangka panjangnya terhadap UNESCO dan upaya globalnya untuk memberdayakan wanita dan anak perempuan.

"Tiongkok selalu sangat mementingkan kemajuan pendidikan sains bagi perempuan," tegas Peng. "Kami berharap dapat memperdalam kerja sama dengan UNESCO dan pihak-pihak terkait untuk secara komprehensif memperkuat pengembangan kapasitas dalam pendidikan sains bagi perempuan dan bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan sains bagi perempuan." (*)

Informasi Seputar Tiongkok