Lama Baca 4 Menit

Sejarah Asian Games ke-18 di Jakarta, Prosesnya Seru

05 January 2022, 10:35 WIB

Sejarah Asian Games ke-18 di Jakarta, Prosesnya Seru-Image-1

Sejarah Asian Games: Asian Games ke-18 di Jakarta - Image from gs.ctrip.com

Jakarta, Bolong.id - Asian Games ke-18 diadakan di Jakarta, ibu kota Indonesia, 18 Agustus hingga 2 September 2018. Lomba juga digelar di Palembang dan Bandung.

Dilansir dari wikipedia.org, awalnya, 19 September 2014, Komite Eksekutif Dewan Olimpiade Asia mengumumkan bahwa Indonesia telah memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah turnamen ini. Diadakan pada 2018, agar tidak bertabrakan dengan pemilihan Presiden RI, 2019.

Kota tuan rumah asli dari turnamen ini adalah Hanoi, Vietnam, itu menyerah karena masalah keuangan.

Pada 8 November 2012, pada pertemuan keanggotaan OCA ke-31, Hanoi, Vietnam akan bersaing dengan Surabaya, Indonesia dan Dubai, UEA untuk mendapatkan hak menjadi tuan rumah acara tersebut. 

Hanoi akhirnya mengalahkan Kota Surabaya dengan 29-14 suara untuk menang. Dubai abstain pada menit terakhir dan mengumumkan bahwa mereka akan fokus pada penawaran berikutnya. 

Wakil Ketua Komite Olimpiade Nasional UEA membantah abstain, menyatakan bahwa Dubai tidak berlaku untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2019.

Pada Maret 2014, ada masalah di Vietnam, anggaran US$150 juta (sekitar 2 Trilliun rupiah) mungkin berlebihan dan biaya akhir diperkirakan melebihi 300 juta. 

Selain itu, komentator percaya bahwa stadion yang dibangun selama Asian Games 2003 Tenggara tidak pernah digunakan. Ho Guangyu, mantan ketua Komite Olimpiade Vietnam, juga mengatakan bahwa menjadi tuan rumah Asian Games tidak akan mendorong perkembangan pariwisata.

Pada tanggal 7 April 2014, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung secara resmi mengumumkan bahwa Hanoi akan meninggalkan acara tersebut, yang didukung oleh rakyat Vietnam. Dia menyatakan bahwa alasan utama untuk abstain adalah ketidaksiapan dan resesi ekonomi, dan negara tidak mampu membayar biaya pembangunan fasilitas dan lokasi.

Setelah Vietnam abstain dalam pemungutan suara, OCA menyatakan bahwa Indonesia, Tiongkok, dan UEA menjadi pesaing utama untuk hak menjadi tuan rumah. 

Secara umum diyakini bahwa Indonesia, yang menempati peringkat kedua dalam penawaran terakhir, kemungkinan besar akan menang dan jika mereka terpilih, mereka juga bersedia menjadi tuan rumah. Filipina dan India juga menyatakan minatnya, tetapi India belum mengajukan tawarannya untuk waktu yang lama, dan OCA tidak menghubungi Perdana Menteri Narendra Modi selama masa perpanjangan.

Pada tanggal 5 Mei 2014, OCA mengunjungi Jakarta, Surabaya, Bandung, Palembang dan kota-kota lainnya. Saat itu, Surabaya sudah menjadi tuan rumah Asian Youth Games 2021 dan menyerah untuk menjadi tuan rumah. Pada tanggal 25 Juli 2014, Dewan Olimpiade Asia memilih Jakarta sebagai kota tuan rumah acara di Kuwait City dan Palembang membantu menjadi tuan rumah acara tersebut. 

Jakarta karena fasilitas bagi para tamu untuk menyediakan fasilitas olahraga yang lengkap, jaringan transportasi yang berkembang dengan baik serta hotel dan akomodasi, tahap oleh Dewan Olimpiade. Pada 20 September 2014, Indonesia menandatangani kontrak hosting. Pada upacara penutupan Asian Games Incheon 2014, Indonesia secara simbolis ditunjuk oleh OCA sebagai tempat penyelenggaraan Asian Games berikutnya.

Dewan Olimpiade Asia awalnya merencanakan untuk menjadi tuan rumah acara tersebut pada tahun 2019 alih-alih 2018, sehingga acara tersebut dapat diadakan sebelum Olimpiade Tokyo 2020 . Indonesia tidak ingin persaingan tersebut berbenturan dengan pemilihan presiden dan legislatif 2019 dan OCA membatalkan rencana tersebut. (*)