Lama Baca 4 Menit

Kisah Seorang Pemadam Kebakaran dan Harapannya di Hari Ibu Ini

10 May 2020, 14:23 WIB

Kisah Seorang Pemadam Kebakaran dan Harapannya di Hari Ibu Ini-Image-1

seorang pemadam kebakaran yang rindu ibunya - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

"Selamat hari ibu, Bu! Maaf aku tidak bisa menemanimu di Hari Ibu"

Di mana ada bahaya, pemadam kebakaran harus siap sedia dan ada. Selama 365 hari dalam setahun, mereka selalu tetap siaga di setiap sudut kota. Minggu kedua di bulan Mei 2020 adalah Hari Ibu di seluruh dunia. Mereka tidak bisa mengirim hadiah langsung ke ibu mereka bahkan mereka juga tidak bisa mengucapkan selamat hari ibu langsung dihadapan ibu mereka.

Pada tanggal 9 Mei 2020, Detasemen Pemadam Kebakaran Shijingshan (石景山消防救援支队组织) mengadakan kegiatan “Mother’s Day Thanksgiving” ( “母亲节感恩”) untuk mengirimkan ucapan yang tulus kepada para ibu mereka yang jauh di rumah. "Besok adalah Hari Ibu, aku mengirimkan ibu angpao yang besar. Ibu, belilah makanan, pakaian, atau yang lain." Inilah yang dikatakan seorang petugas pemadam kebakaran ketika dia ber-videocall dengan ibunya. Beberapa kata sederhana mengungkapkan keterikatannya yang mendalam pada ibunya. Setelah menutup video call, dia menggunakan WeChat untuk mengatakan, “Ibu, semoga di hari ini kau bahagia, aku sayang ibu.” Pemuda yang bernama Tie Zhengzheng ( 铁铮铮) ini ternyata adalah seseorang yang pemalu. Dia mengatakan bahwa kalimat ini sudah lama tersimpan di dalam hatinya, namun dia malu mengatakannya.

"Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja disini. Ibu juga harus menjaga diri, ya." Seorang pemadam kebakaran tua menutup telepon dengan ibunya dan berkata kepada saya: "Setelah menjadi pemadam kebakaran, aku belum pernah memiliki waktu bersama ibuku lagi. Aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa merawat ibuku, namun sebagai seorang putra, aku selalu merasa bahwa aku berhutang budi padanya.”

Ini adalah pengakuan cinta dari seorang anak. Mereka mencintai ibu mereka, tetapi mereka tidak bisa menemaninya, jadi mereka hanya bisa mengatakan: "Aku mencintaimu ibuku.". Perpisahan yang lama ini membuat hati mereka penuh akan rasa bersalah, sehingga mereka hanya bisa meminta ibu mereka untuk "menjaga diri mereka sendiri.". Mereka tahu hadiah terindah yang dapat mereka berikan pada ibu mereka adalah membiarkan ibu mereka tahu bahwa mereka aman dan damai, sehingga mereka hanya bisa mengatakan: "Aku baik-baik saja di sini."