Lama Baca 3 Menit

Tiongkok dan Inggris Berkolaborasi Kembangkan Tes COVID-19 Hanya 30 menit

25 May 2020, 17:18 WIB

Tiongkok dan Inggris Berkolaborasi Kembangkan Tes COVID-19 Hanya 30 menit-Image-1

penelitian di Universitas Oxford, Inggris - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Para ilmuwan di Universitas Oxford dan 60 ilmuwan Tiongkok telah mengembangkan tes COVID-19 yang inovatif. Sebuah tes swab yang dapat dilakukan di rumah dan dapat menampilkan hasilnya dalam 30 menit tanpa mengirimnya ke laboratorium untuk diproses.

Para ilmuwan kedua negara tersebut telah bekerja di sebuah laboratorium di Shanghai (上海), yang telah memberi kedua tim fleksibilitas yang lebih besar menyusul langkah-langkah blokade di kedua negara. Menurut Universitas Catriona Inverarity, meskipun dalam situasi seperti itu, tapi mereka  kurang terpengaruh dalam dampak pembatasan transportasi. Mereka dapat menggunakan sepenuhnya sampel pasien rumah sakit, dan pabrik dengan sebaik-baiknya di seluruh dunia.

Tiga tahun lalu, Tiongkok-UK melakukan kerjasama kesehatan dan ekonomi untuk mempelajari ekonomi, obat-obatan, dan perawatan baru yang telah membantu memerangi Covid-19. Mereka pun ingin menjalin kerja sama seperti itu dengan negara-negara lain. "Kami telah memahami implikasi covid sangat awal. Jadi ketika itu pertama kali terjadi di Inggris, itu semacam kecurigaan umum - Anda tahu, 'apa ini?' Karena kami terhubung dengan Tiongkok, kami dapat melihat situasi yang sebenarnya dan kami menunggu untuk membuat keputusan sangat awal" kata Profesor Darrin Baines.

Darrin Baines percaya bahwa mengatasi pandemi akan memperkuat hubungan antara akademisi dan ilmuwan dari kedua negara, bahkan jika mereka tidak dapat bertemu secara langsung. Dia juga mengatakan ingin melanjutkan hubungan kerja sama kedua negara, bahkan saat keadaan blokade, yang harus mengarah pada keterbukaan dunia.

Saat ini kerja sama kesehatan global antar negara menjadi hal yang lebih penting dari sebelumnya. Sejumlah negara telah bekerja keras mengembangkan tes dan vaksin covid-19. Terkait hal itu, Cui Zhangfeng (崔章峰), seorang Profesor Oxford mengatakan bahwa pihaknya ingin menerbitkan lisensi bebas royalti untuk produsen di seluruh dunia, non-eksklusif. Sejauh ini, pihaknya memiliki minat terhadap 14 negara.

Penulis: Dwi Nur C

Sumber: newseu.cgtn.com