Lama Baca 3 Menit

Tuai Protes Saat China Bangun Pangkalan Militer di LCS

23 February 2021, 21:25 WIB

Tuai Protes Saat China Bangun Pangkalan Militer di LCS-Image-1

Citra Satelit Pangkalan militer China di LCS - Image from Berbagai sumber

Bolong.id - Tiongkok kembali mengambil langkah maju dengan membangun pangkalan militer besar di dalam pulau-pulau buatan kontroversial yang dibangun di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Temuan itu ditemukan oleh sejumlah citra satelit yang menangkap proses 'pembangunan' itu.

Seperti dilansir news.com.au, Senin (22/2/2021), laporan terbaru perusahaan software geospasial, Simularity, yang didasarkan pada citra-citra satelit mengungkapkan objek yang diduga infrastruktur untuk radar, antena dan apa yang diyakini mengarah pada sebuah pangkalan militer di Mischief Reef. 

Citra satelit itu menunjukkan aktivitas pembangunan pangkalan militer Tiongkok di tujuh area yang ada di Mischief Reef antara Mei 2020 hingga Februari 2021. Salah satu citra satelit tertanggal 7 Mei 2020 jelas menunjukkan sebidang tanah kosong, yang kini ditempati struktur berbentuk silinder dengan lebar 16 meter, yang diklaim oleh Simularity sebagai 'dugaan struktur pemasangan antena'.

Citra satelit lainnya juga menunjukkan struktur beton dengan kubah bulat -- penutup tahan cuaca yang biasa digunakan untuk melindungi antena radar -- di dekatnya. Laporan Simularity menyebut bahwa ini 'diduga sebagai struktur radar yang sudah selesai'.

Area lainnya di Mischief Reef disebut masih dalam tahap pembangunan atau telah 'dibersihkan' untuk pembangunan lebih lanjut. Mischief Reef yang diklasifikasikan sebagai atol/pulau karang berbentuk lingkaran dengan di bagian tengah terdapat danau atau laguna diketahui terletak di perairan berjarak 250 kilometer dari wilayah Filipina. Daratan itu telah diduduki dan dikuasai Tiongkok sejak tahun 1995 lalu. 

Direktur Institut Urusan Maritim dan Hukum Laut pada Universitas Filipina, Dr Jay Batongbacal, menyebut infrastruktur baru itu menunjukkan bahwa Tiongkok memperkuat posisinya. "Mereka pada dasarnya menambahkan perlengkapan lensa survei, tampaknya radar -- sudah ada banyak di pulau karang itu sejak awal," tuturnya kepada televisi Filipina, ANC. 

Hubungan antara Tiongkok dan Filipina terus bergejolak. Pada Januari 2021, Tiongkok meloloskan Undang-undang (UU) Penjaga Pantai yang mengizinkan Angkatan Laut dan Penjaga Pantai untuk melakukan semua langkah yang dibutuhkan untuk mempertahankan kedaulatan di perairan yang disengketakan. Salah satu langkah merujuk pada wewenang melepas tembakan ke arah kapal asing yang dianggap melanggar kedaulatan Tiongkok. 

Berbicara kepada media setempat, Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin Jr, menegaskan jika ada insiden yang terjadi di wilayah kedaulatannya, maka Filipina akan membalas. "Jika ada insiden, saya bisa memastikan kepada Anda bahwa akan ada lebih dari sekadar protes," tegasnya. (*)