Lama Baca 3 Menit

Kurangi Pengangguran, 14 Juta Pekerja Migran Tiongkok akan Dilatih Berbagai Bidang Kejuruan

08 June 2020, 11:45 WIB

Kurangi Pengangguran, 14 Juta Pekerja Migran Tiongkok akan Dilatih Berbagai Bidang Kejuruan-Image-1

Pekerja Migran Tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Tiongkok berencana untuk mendaftarkan sekitar 7 juta pekerja migran dalam program pelatihan kejuruan pada tahun 2020 dan 2021, dalam rangka menstabilkan lowongan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan di negaranya. Target dari program pelatihan ini adalah pekerja migran pedesaan, baik mereka yang sudah memiliki pekerjaan maupun yang belum memiliki pekerjaan, juga bagi mereka yang baru saja menetap di kota atau kembali ke kota asal mereka, serta bagi pekerja miskin. Pelatihan ini merupakan rencana terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Tiongkok (中华人民共和国人力资源和社会保障部). 

Rencana ini sendiri nantinya menekankan bahwa setiap perusahaan mempunyai peran utama dalam melatih para pekerja migran yang sedang bekerja atau cuti sehingga posisi pekerjaan mereka tetap aman. Masyarakat pedesaan juga dituntut harus bisa memimpin pelatihan di daerahnya, termasuk membantu masyarakat lainnya untuk menemukan pekerjaan atau memulai bisnis mandiri sesuai rencana pemerintah pusat. Fokus pelatihan ditujukan kepada industri dengan kebutuhan pasar yang mendesak seperti konstruksi, permesinan, katering, logistik, dan industri lain yang lebih cocok untuk pekerja migran.  

Melansir chinadaily.com, program pelatihan ini juga dirancang untuk berbagai jenis pekerjaan baru terkait adanya wabah COVID-19 seperti bekerja di bidang pengiriman jual-beli online, sales online streaming, dan profesi sebagai supir pengganti.  Seperti diketahui, banyak pekerja Tiongkok yang turut diekspor ke Indonesia untuk menjadi Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan tujuan mendukung pembangunan industri di Indonesia, khususnya terkait proyek kerja sama Indonesia-Tiongkok yang diklaim masih banyak kekurangan tenaga teknis.*