Klenteng See Hoo Kiong
Beijing, Bolong.id – Jika dilihat dari luar Klenteng See Hoo Kiong terasa sepi. Pekarangan depan klenteng ini jauh lebih luas dibandingkan dengan Klenteng Hwie Wie Kiong.
Pekarangan Klenteng ini sangat luas, dikarenakan tempat melakukan ragam aktivitas. Karena itu, lokasi ini harus bebas dari struktur permanen seperti pohon dan tiang.
Dilansir dari berbagai sumber, hal lain yang dapat diperhatikan dari klenteng ini adalah jumlah undakan yang lebih banyak. Klenteng ini tampak lebih tinggi dibandingkan Klenteng Hwie Wie Kiong.
Ini menandakan bahwa Klenteng See Hoo Kiong memiliki status lebih tinggi di antara klenteng-klenteng di Semarang. Di antara seluruh klenteng di Pecinan Semarang, klenteng ini adalah yang paling bungsu.
Pada 1881, Liem Siong Djian dan Liem Kiem Ling memprakarsai pembangunan klenteng.
Seperti tidak mau ketinggalan dengan marga Tan, mereka berdua ingin mendirikan klenteng untuk marga mereka. Demi mewujudkan pembangunan, anggota marga Liem mendermakan uangnya.
Klenteng marga Liem itupun akhirnya dibangun di lahan yang masih bersebelahan dengan klenteng milik marga Tan.
Setelah bangunan klenteng berdiri, kemakmuran menyertai kehidupan marga Liem. Beberapa keturunan mereka sukses menjadi taipan.
Di samping klenteng ini, sisa kejayaan marga Liem yang masih dapat ditemui adalah bangunan villa Puri Gede di Candibaru, Semarang (kini Rumah Dinas Wakil Gubernur Jateng) dan villa yang kini jadi bagian dari Hotel Semesta. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement