Lama Baca 3 Menit

Ahli Epidemiologi Jelaskan Alasan Tiongkok Menang Lawan COVID-19

18 July 2020, 07:00 WIB

Ahli Epidemiologi Jelaskan Alasan Tiongkok Menang Lawan COVID-19-Image-1

Petugas medis memeriksa warga terkait COVID-19 di Wuhan - Image from Costfoto/Barcroft Media via Getty Images

Tiongkok, Bolong.id - Sebuah mekanisme koordinasi dan aksi tanggap menjelaskan mengapa Tiongkok dapat memenangkan pertempuran melawan pandemi COVID-19, menurut Zeng Guang (曾光), seorang ahli epidemiologi Tiongkok terkemuka, sembari kasus-kasus virus corona di daratan Tiongkok hampir tersapu, meskipun muncul secara sporadis, di Selatan.

Wabah di Wuhan, salah satu kota kecil di provinsi Jilin Tiongkok Timur Laut dan yang baru-baru ini di Beijing semuanya telah terkendali. Pada Rabu (15/7/20), Beijing telah melaporkan nol pasien COVID-19 baru selama 10 hari berturut-turut, sementara provinsi lain tidak memiliki kasus yang ditularkan secara lokal selama berbulan-bulan.

"Mengapa Tiongkok mencapai kemenangan sementara, sedangkan beberapa negara asing belum? Itu bukan karena Tiongkok memiliki sistem kesehatan masyarakat yang kuat," kata Zeng Guang (曾光), seorang ahli terkemuka dengan Komisi Kesehatan Nasional dan eks-kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.

Zeng Guang (曾光) menambahkan, bahwa Tiongkok sudah belajar dari Barat, khususnya mengenai epidemiologi. Tapi kali ini, Tiongkok memenangkan pertempuran karena seluruh negara terlibat dalam perang melawan pandemi

Keuntungan Tiongkok dalam perang melawan virus termasuk mekanisme koordinasi di mana berbagai departemen pemerintah bekerja bersama dan para ilmuwan dapat melakukan dialog langsung dengan para pemimpin negara.

Faktor lain dalam keberhasilan Tiongkok, menurut Zeng, adalah kecepatan kontak dekat pasien COVID-19 telah dipisahkan dan diisolasi. Inilah sebabnya mengapa Tiongkok mengungguli negara-negara Barat, meskipun yang terakhir mungkin memiliki agen dan metode pengujian asam nukleat yang lebih akurat dan maju, katanya.

Zhang Wenhong (张文宏), seorang ahli penyakit menular yang berbasis di Shanghai, mengatakan perbedaan terbesar antara Tiongkok dan AS dalam menangani pandemi adalah dalam manajemen masyarakat. Kemampuan Tiongkok untuk memastikan setiap individu di komunitas yang terkena dampak diuji tidak mungkin di AS, katanya.(*)