Lama Baca 2 Menit

Trump: Orang Amerika akan Dipaksa 'Belajar Bahasa Mandarin' jika Biden Menang

13 August 2020, 06:53 WIB

Trump: Orang Amerika akan Dipaksa 'Belajar Bahasa Mandarin' jika Biden Menang-Image-1

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump - Image from NYP

Washington, Bolong.id - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berkata sangat keras terhadap Tiongkok, begini: "Tiongkok akan mengambil alih Amerika Serikat sebagai negara adidaya global dan memaksa orang Amerika belajar bahasa Mandarin jika Joe Biden menang pemilihan, ujarnya, Selasa (11/8/20).

“Tiongkok akan dimiliki Amerika Serikat jika pemilu dimenangkan Donald Trump. Jika saya tidak memenangkan pemilu, Tiongkok akan memiliki Amerika Serikat," kata Trump dalam wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Hugh Hewitt.

“Anda harus belajar berbicara bahasa Tiongkok, Anda ingin tahu yang sebenarnya,” katanya, mengacu pada bahasa resmi Tiongkok, yaitu Mandarin.

Presiden ditanya tentang laporan intelijen baru-baru ini yang menyimpulkan bahwa Tiongkok lebih suka Biden memenangkan pemilihan presiden November 2020.

"Mereka (Tiongkok)akan memiliki Amerika Serikat jika dia ( Joe Biden) menang, dan bersama saya, mereka mengalami tahun terburuk dalam 67 tahun karena saya memberikan tarif (cukai) yang sangat tinggi dari mereka," kata Trump.

Trump: Orang Amerika akan Dipaksa 'Belajar Bahasa Mandarin' jika Biden Menang-Image-2

Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Joe Biden pada 2013 - Image from NYP

“Kami menerima bermiliar-miliar dolar. Saya memberikan sebagian kepada para petani karena mereka menjadi sasaran, dan sisanya saya serahkan ke Departemen Keuangan Amerika Serikat. "

Presiden juga mengatakan hubungannya dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah memburuk di tengah pandemi virus korona.

“Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Presiden Xi. Saya bahkan akan mengatakan lebih baik daripada baik. Saya akan mengatakan kami memiliki hubungan yang hebat. Dia pria yang baik," katanya.

"Tapi hubungan saya tidak lagi baik dengannya karena apa yang mereka lakukan dengan virus Tiongkok (COVID-19)." (*)