Lama Baca 3 Menit

Korea Utara Peringatkan Ketegangan AL Selama Pencarian WN Korea Selatan yang Terbunuh

27 September 2020, 12:53 WIB

Korea Utara Peringatkan Ketegangan AL Selama Pencarian WN Korea Selatan yang Terbunuh-Image-1

Anggota korps marinir Korea Selatan berpatroli saat matahari terbenam di Pulau Yeonpyeong dekat jalur terbatas utara, Korea Selatan (16/6/20) - Image from News Asia

Seoul, Bolong.id - Korea Utara mengatakan sedang mencari jenazah seorang pria Korea Selatan yang tewas oleh pasukannya, tetapi memperingatkan bahwa operasi angkatan laut (AL) Korea Selatan di daerah itu mengancam akan meningkatkan ketegangan, media pemerintah melaporkan pada Minggu (27/9/20).

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeluarkan permintaan maaf yang tak biasa pada Jumat (25/9/20) atas penembakan fatal terhadap pejabat perikanan Korea Selatan di perairan Korea Utara.

Seoul kemudian mendesak Pyongyang untuk menyelidiki lebih lanjut penembakan fatal itu dan menyarankan itu bisa menjadi penyelidikan bersama oleh kedua belah pihak. Militer Korea Selatan menuduh tentara Korea Utara membunuh pria itu, menyiram tubuhnya dengan bahan bakar dan membakarnya di dekat perbatasan laut.

Kantor Berita Negara Korea Utara (Korean Central News Agency; KCNA) mengatakan pada Minggu (27/9/20) bahwa pihak berwenang negara sedang mempertimbangkan cara untuk menyerahkan jenazah tersebut ke Korea Selatan jika ditemukan.

Laporan tersebut menyebutnya sebagai "kasus mengerikan yang seharusnya tidak terjadi" tetapi memperingatkan bahwa operasi angkatan laut Korea Selatan di dekat lokasi insiden telah menyeberang ke perairan Korea Utara.

"Kami mendesak pihak selatan untuk segera menghentikan intrusi di garis demarkasi militer di laut barat yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan," kata laporan itu.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan belum memberikan komentar atas tuduhan Korea Utara tersebut.

Korea Selatan telah memobilisasi 39 kapal, termasuk 16 kapal angkatan laut, dan enam pesawat untuk pencarian, yang dilanjutkan pada Minggu (27/9/20) meskipun ada keluhan Korea Utara, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap. Korea Utara memulai operasi pencariannya sendiri untuk menemukan jenazah itu, kata KCNA.

"Kami juga mengambil langkah-langkah pengamanan yang lebih diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi insiden yang merusak hubungan kepercayaan dan rasa hormat antara utara dan selatan dalam hal apapun, sesuai dengan maksud dari Pimpinan Tertinggi kami," tambah laporan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut. (*)