Lama Baca 5 Menit

Penumpang KRL Jabodetabek Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff

16 September 2020, 11:30 WIB

Penumpang KRL Jabodetabek Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff-Image-1

Penumpang KRL Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff, Kenapa? - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Di Tengah ketatnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, KRL tetap beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan bagi penumpang KRL.

Setiap penumpang bertanggung jawab mencegah penyebaran virus Corona dengan menjaga diri dan orang sekitarnya, salah satunya dengan menggunakan masker yang tepat saat berada di KRL.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menganjurkan para penumpang yang menaiki kereta api listrik (KRL) commuter line untuk menggunakan masker yang efektivitasnya mencukupi dalam menahan/mengurangi droplets atau cairan untuk menghindari potensi penularan virus Corona.

Salah satu imbauan yang diberikan adalah menghindari penggunaan masker jenis scuba dan buff.

Larangan ini disampaikan melalui akun instagram @commuterline, pada 12 September 2020 lalu.

Banyaknya jenis masker yang saat ini beredar di pasaran, tentu memiliki tingkat risiko penularan yang beragam juga.

Misalnya, masker N95 memiliki tingkat efektivitas tertinggi untuk mencegah dari paparan debu, virus, dan bakteri, yakni 95-100 persen;

Masker bedah memiliki tingkat efektivitas sebesar 80-95 persen;

Masker FFP1 tingkat efektivitasnya mencapai 80-95 persen;

Masker bahan 3 lapis memiliki tingkat efektivitas mencapai 50-70 persen;

Berdasarkan unggahan di atas, masker jenis scuba dan buff memiliki tingkat efektivitas yang sangat rendah, yakni 0-5 persen efektif dalam mencegah penularan virus Corona melalui droplet.

Penumpang KRL Jabodetabek Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff-Image-2

Petugas keamanan menegur calon penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line yang menggunakan masker jenis scuba di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/9/20)- Image from ANTARA FOTO


Dilansir dari Kompas.com, 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir, menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker. Menurutnya, masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba, pada saat dipakai akan terjadi stretching atau perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi. Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.

Penumpang KRL Jabodetabek Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff-Image-3

Petugas keamanan menegur calon penumpang Kereta Rel Listrik Comuter Line yang menggunakan masker jenis buff di Stasiun Bekasi, Senin (14/9/20)- Image from ANTARA FOTO

Sedangkan dilansir Healthline, Senin (14/9/2020), buff juga disebut tidak memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyebaran virus Corona.

Dalam sebuah studi dari Duke University di Carolina Utara, Amerika Serikat, para peneliti menyimpulkan buff yang terbuat dari campuran polyester dan spandeks tidak efektif memblokir droplet virus Corona.

Meski demikian, karena mereka tidak melakukan penelitian pada buff yang menggunakan bahan lain, maka temuan tersebut tidak harus dilihat secara spesifik.

"Masalahnya adalah bahan apa yang digunakan," kata Mitchell H Grayson, Direktur Divisi Alergi dan Imunologi di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio.

Dilansir dari CNN, jumlah pengguna KRL commuter line diketahui turun sekitar 19 persen pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid II di DKI Jakarta pada Senin (14/9) kemarin.

PT KCI mencatat jumlah penumpang KRL hingga pukul 08.00 WIB kemarin, mencapai 92.546 orang. Jumlah ini turun dibandingkan Senin pekan lalu yang mencapai 114.075 pengguna.

Dalam pemberlakuan PSBB Jilid II ini, jam operasional KRL masih dimulai pukul 04.00-21.00 WIB dengan 875 perjalanan KRL per hari. Kapasitas pengguna KRL juga mengikuti aturan yakni 74 orang per kereta. (*)