Lama Baca 3 Menit

China Bersiap untuk Implementasi Kesepakatan Perdagangan Bebas RCEP

19 November 2020, 11:01 WIB

China Bersiap untuk Implementasi Kesepakatan Perdagangan Bebas RCEP-Image-1

Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menghadiri KTT RCEP keempat, yang diadakan melalui tautan video, di Aula Besar Rakyat di Beijing, 15 November 2020 - Image from CGTN

Beijing, Bolong.id - Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang pada Rabu (18/11/20) menyerukan percepatan upaya untuk mempersiapkan implementasi perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) sesuai jadwal.

Li membuat pernyataan itu saat memimpin rapat eksekutif Dewan Negara. Departemen pemerintah terkait harus mengintensifkan upaya untuk memperdalam reformasi dan memenuhi komitmen Tiongkok secepat mungkin, menurut pernyataan pada pertemuan tersebut.

Upaya harus dilakukan untuk meningkatkan keterbukaan institusional Tiongkok pada tingkat tinggi dan mencari hasil yang sama-sama menguntungkan karena semua pihak yang terlibat memperluas keterbukaan satu sama lain, katanya.

Penandatanganan perjanjian tersebut telah menunjukkan aspirasi bersama negara-negara di kawasan Asia-Pasifik untuk mempertahankan multilateralisme dan perdagangan bebas, katanya.

Membangun kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia akan kondusif untuk menstabilkan rantai industri dan pasokan serta menguntungkan orang-orang di negara-negara yang terlibat, tegasnya.

China Bersiap untuk Implementasi Kesepakatan Perdagangan Bebas RCEP-Image-2

Para pemimpin dari 15 negara peserta perjanjian RCEP menghadiri upacara penandatanganan pakta perdagangan, yang diadakan melalui tautan video pada 15 November 2020 - Image from CGTN


Perjanjian RCEP ditandatangani pada Minggu (15/11/20) di antara 15 negara yang berpartisipasi, termasuk 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.

15 negara peserta menyumbang sekitar 30 persen dari populasi global, produk domestik bruto global, dan perdagangan global.

RCEP bertujuan untuk mendobrak hambatan perdagangan dan medukung investasi untuk membantu negara-negara berkembang mengejar ketertinggalannya di dunia.

Penandatanganan tersebut dilakukan setelah lebih dari 30 putaran negosiasi yang diluncurkan pada November 2012, serta sejumlah pemimpin dan pertemuan tingkat menteri tertentu antara negara-negara peserta.

Saat menghadiri KTT RCEP keempat melalui tautan video pada Minggu, Perdana Menteri Li Keqiang memuji penandatanganan tersebut sebagai "pencapaian penting kerjasama regional Asia Timur" dan "kemenangan multilateralisme dan perdagangan bebas."

Dilansir dari CGTN, kesepakatan tersebut diharapkan mulai berlaku tahun depan. (*)