Lama Baca 3 Menit

Tiongkok Blak-Blakan Soal Penghasilan Tenaga Kerjanya di Indonesia

04 June 2020, 10:49 WIB

Tiongkok Blak-Blakan Soal Penghasilan Tenaga Kerjanya di Indonesia-Image-1

Tenaga Kerja Asing Asal Tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id – Banyaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok yang bekerja di Indonesia menjadi sorotan tajam publik belum lama ini. Hingga pertengahan tahun 2020, misalnya. Jumlah tenaga asing di Indonesia tercatat sebanyak 98.902 orang, dimana sekitar 36,17% atau 35.781 orang diantaranya merupakan tenaga asing asal Tiongkok. Pemerintah Tiongkok pun buka suara terkait warga negaranya tersebut dan membeberkan penghasilan mereka di Indonesia.

Dikutip dari finance.detik.com, Minister Counselor Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia (中国驻印尼大使馆公使衔参赞), Wang Liping (王丽萍) dalam keterangannya pada Selasa (2/6/2020) lalu, menjelaskan bahwa TKA Tiongkok di Indonesia bekerja di berbagai bidang yang tersebar di Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa Barat. Dirinya menyebutkan, jika gaji para pekerja Tiongkok di Indonesia tersebut umumnya sebesar US$30 ribu atau setara Rp445 juta, termasuk biaya penerbangan dan akomodasi. Sementara gaji pekerja lokal Indonesia hanya 10% dari total gaji pekerja Tiongkok.

Sebelumnya, kabar mengenai rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok ke Sulawesi di tengah pandemi COVID-19  memicu polemik di masyarakat, meski hal ini langsung dibantah oleh pemerintah. Namun, belum lama ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan memastikan jika sebanyak 500 TKA Tiongkok akan masuk Indonesia pada akhir Juni atau awal Juli mendatang. Menyusul kebijakan pemerintah yang akan menerapkan New Normal, para TKA Tiongkok tersebut sedang mengurus perizinan ke Kementerian Ketenagakerjaan RI. TKA Tiongkok, menurut Luhut, dibutuhkan pada pertengahan tahun ini untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF dari Tiongkok.

Banyaknya jumlah TKA Tiongkok yang bekerja di Indonesia dikarenakan beberapa proyek kerja sama Indonesia-Tiongkok masih kekurangan tenaga teknis dan tenaga kerja lokal yang kurang terampil. Karena itu sejumlah perusahaan Tiongkok tetap mendatangkan pekerja Tiongkok meskipun dengan gaji yang tinggi. 

“Karena mahalnya tenaga kerja Tiongkok, sebetulnya perusahaan pada proyek kerja sama akan mencari pekerja lokal karena gajinya lebih murah. Oleh sebab itu, demi mengendalikan biaya, investor Tiongkok tidak punya alasan lain untuk tidak mempekerjakan pekerja lokal,” tutur Wang Liping (王丽萍).