Lama Baca 4 Menit

Aksi Para Pendemo di AS Tak Kunjung Padam, Tiongkok Luncurkan Serangan Balik?

01 June 2020, 17:48 WIB

Aksi Para Pendemo di AS Tak Kunjung Padam, Tiongkok Luncurkan Serangan Balik?-Image-1

Demo di Markas Besar CNN, Atlanta, AS. - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Atlanta, Bolong.id - Pada hari Jumat 29 Mei 2020, ribuan massa berkumpul di Atlanta, Amerika Serikat, untuk melakukan aksi protes pada pihak kepolisian atas kematian George Floyd beberapa hari yang lalu. Mereka melakukan vandalisme di markas besar CNN di Atlanta, AS. Dalam video yang diunggah oleh laman portal CNN, beberapa demonstran terlihat berdiri di depan gedung markas CNN, tepatnya di depan logo CNN, lalu mengibarkan bendera yang dicetak dengan tulisan "Black Lives Matter", sementara demonstran lainnya melukis grafiti pada logo CNN. Selain itu, mereka membakar mobil-mobil polisi dan bendera Amerika di luar pusat CNN serta menghancurkan kaca di dekat pintu masuk gedung. Sebelumnya pada pagi hari (29/5/20) ketika demonstran di Minneapolis, Minnesota, AS berdemonstrasi di jalan, tiga anggota staf CNN sempat ditangkap oleh polisi selama siaran langsung di tempat, padahal ketiga staf itu sudah menunjukan identitasnya kepada polisi setempat. Dua jam kemudian, kesalahpahaman ini pada akhirnya dapat diselesaikan setelah adanya komunikasi lebih lanjut antara CNN, pihak polisi dan Gubernur Minnesota, pihak Gubernur juga meminta maaf atas masalah ini. Dilansir dari laman portal Detik.com, kerusuhan ini terus meluas hingga ke 25 kota di 16 negara bagian AS. 

Melihat tragedi ini, Tiongkok pun membandingkan kerusuhan di AS tersebut dengan gerakan pro-demokrasi di Hong Kong. Juru bicara pemerintah dan media resmi Tiongkok mengkritik pemerintah AS dalam hal penanganan demonstrasi mereka, akibat kekerasan dan diskriminasi ras serta kekejaman polisi AS dalam menangani kasus kriminalitas di AS. Dilansir dari laman portal CNN, Hu Xijin ( 胡锡进) , pemimpin redaksi surat kabar nasionalis Global Times menuliskan kritik tajamnya mengenai masalah ini, "Ketua DPR AS, Nancy Pelosi pernah menyebut protes kekerasan di Hong Kong 'pemandangan yang indah untuk dilihat'. Politisi AS sekarang dapat menikmati pemandangan ini langsung melalui jendela mereka sendiri,". Kritik yang disampaikan beliau seolah-olah mewakili kegeraman Tiongkok atas kritik AS ketika Tiongkok sedang menangani protes pro-demokrasi yang menggoncang Hong Kong tahun 2019 silam. 

Dia meluncurkan serangan baliknya lagi dengan mengatakan, “Seolah-olah para perusuh radikal di Hong Kong itu semua entah bagaimana caranya bisa menyelinap ke AS dan menciptakan kekacauan seperti yang mereka lakukan tahun lalu (2019)."

Selain kritik dari Hu Xijin (胡锡进), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying (华春莹) juga menambahkan kritik pedasnya via akun Twitter pribadinya. Hua mengutip kata-kata terakhir George Floyd kepada polisi yang menekan lutut di atas lehernya, dalam sebuah cuitan di Twitter. Ia menulis 'I Can't Breathe' disertai dengan tangkapan layar cuitan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus yang mengkritik pemerintah Tiongkok atas kebijakan terkait Hong Kong.

 Sumber: ishare.ifeng.com, cnbcindonesia.com dan detik.com