Lama Baca 5 Menit

Ketum PERPRINDO Tegaskan Tidak Benar Produk China Banjiri Pasar AC Dalam Negeri

17 March 2022, 16:09 WIB

Ketum PERPRINDO Tegaskan Tidak Benar Produk China Banjiri Pasar AC Dalam Negeri-Image-1

Produk AC Tiongkok - Image from industri.kontan.co.id

Bolong.id - Ketua Umum Asosiasi PERPRINDO (Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia) Iffan Suryanto meluruskan informasi yang mengatakan pasar AC di Indonesia 80% didominasi oleh produk impor Tiongkok tidaklah benar. Produk AC impor yang ada di pasar Indonesia tidak seluruhnya berasal dari Tiongkok tapi juga dari negara lain seperti Thailand dan Malaysia.

Dilansir dari Jpnn.com pada Kamis (17/3/2022), Iffan Suryanto juga menambahkan bahwa informasi yang menyebutkan bahwa AC dari Tiongkok mendapatkan subsidi ekspor rebate sebesar 17% tidaklah tepat. AC bukan yang termasuk produk prioritas oleh pemerintah Tiongkok sehingga tidak ada subsidi. 

Benar pabrik Tiongkok mendapatkan tax refund sewaktu melakukan ekspor, tetapi harus dipahami bahwa pabrikan sudah membayar dulu pajak sewaktu membeli material produksi dan karena diekspor maka pajaknya direfund.

Di Indonesiapun sama, dimana kita membayar PPN sewaktu melakukan pembelian barang2 termasuk barang produksi. Sewaktu kita melakukan ekspor maka kita mendapatkan restitusi PPN dan itu bukanlah merupakan subsidi dari pemerintah karena pelaku usaha sudah membayar terlebih dahulu pajaknya. Asosiasi Perprindo memberikan beberapa usulan kepada pemerintah agar industri AC dalam negeri dapat lebih maju.

Pertama, pemerintah harus mendukung tumbuhnya industri pendukung komponen AC dalam negeri karena saat ini hampir sebagian besar komponen AC masih diimpor khususnya kompressor AC. Hal ini menyebabkan biaya produksi AC dalam negeri menjadi lebih tinggi karena komponen AC harus diimpor.

Kedua, pemerintah juga dapat mendukung dalam hal regulasi impor komponen produksi AC. Saat ini bea masuk untuk impor AC jadi CBU (completely built up) adalah 0% tetapi untuk mengimpor komponen AC yang dibutuhkan untuk produksi AC di dalam negeri malah terkena bea masuk dengan tarif bervariasi dari 5 -15%.

Ini tentunya menyulitkan untuk industri AC dalam negeri karena akan sulit bersaing dalam hal biaya. Sebagian komponen AC masih diimpor dan harus membayar bea masuk sehingga menyebabkan impor AC lebih murah. Dibandingkan dengan produksi dalam negeri karena untuk impor AC bea masuk nya 0% sedangkan impor komponen untuk produksi AC malah terkena bea.

Dengan adanya kebijakan pemerintah yang mendukung investasi industri AC dalam negeri maka ekosistem industri AC Indonesia dari hulu ke hilir dapat berkembang sehingga bisa mengurangi impor AC. Apalagi ditambah dengan adanya Tax Incentives kepada pada investor AC luar negeri maka dapat mempercepat investasi industri AC dalam negeri.

Dihubungi di waktu terpisah untuk dimintai pendapatnya tentang pemberitaan sebelumnya dimana Wakil Direktur PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Daniel Suhardiman mengatakan bahwa produk AC OEM dari Tiongkok telah mengisi 80% pasar domestik sejak masa pandemi. Darmadi Durianto anggota Komisi VI DPR RI menyoroti kemungkinan adanya agenda tersembunyi dari Panasonic yang ingin membuat pemerintah untuk menghentikan impor dari Tiongkok dengan tujuan agar Panasonic bisa menaikkan pangsa pasarnya di Indonesia.

Darmadi Durianto, Komisi VI Fraksi PDIP menambahkan setelah dilakukan pengecekan di pasar ada beberapa model Panasonic yang harga nya lebih rendah dibandingkan dengan brand Jepang lainnya sehingga apabila Panasonic mengalami penurunan penjualan janganlah langsung mengatakan bahwa ini akibat harga AC impor yang lebih murah, tetapi harus dianalisa apakah strategi marketing dan penjualan yang dilakukan sudah tepat di pasar. Apalagi, Panasonic diketahui juga melakukan impor dari Tiongkok untuk beberapa tipe AC nya yang dijual di Indonesia kata Legislator dari PDI Perjuangan ini.(*)


Informasi Seputar Tiongkok