Kontroversi Dokter China yang Sebut Vaksin Sinopharm Tidak Aman - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id – Dr. Tao Lina menuai kontroversi setelah menyebut vaksin COVID-19 yang dibuat di tanah airnya sendiri sebagai vaksin yang paling tidak aman di dunia. Kontroversi ini muncul tepat bersamaan dengan diumumkannya keberhasilan penyuntikan 4 juta dosis vaksin oleh China National Biotech Group (CNBG), salah satu unit Sinopharm, lewat program penggunaan darurat Tiongkok.
Melansir Daily Mail, ahli vaksin dari Shanghai tersebut menunjukkan kepada 4,8 juta pengikut media sosialnya bahwa vaksin yang dikembangkan oleh produsen obat kelolaan pemerintah di Beijing, Sinopharm, memiliki 73 efek samping Selasa (5/1/2021) lalu.
Kericuhan soal vaksin ini awalnya dipicu sebuah artikel blog berjudul 'Vaksin COVID-19 dari Sinopharm dikhawatirkan menjadi vaksin paling tidak aman di dunia' tulisan Dr. Tao Lina yang diunggah ke Weibo (setara dengan Twitter di Tiongkok) dalam bahasa Mandarin.
Tangkapan layar pada postingan tersebut menunjukkan komentar kontroversial dari seorang petugas medis tentang produk anti-virus COVID-19. Disebutkan disana, dengan 73 efek samping, tidak ada vaksin di dunia yang 'memiliki lebih banyak efek samping' daripada rejimen COVID-19 dua dosis dari Sinopharm. Lebih lagi, dikatakan bahwa obat ini memiliki potensi efek samping yang mungkin tidak pernah diketahui sebelumnya.
Adapun beberapa efek samping yang terdaftar adalah nyeri di sekitar area suntikan, sakit kepala, tekanan darah tinggi, kehilangan penglihatan dan rasa, dan inkontinensia urin.
Pernyataan Dr. Tao dengan cepat menyita perhatian situs-situs berita luar negeri, termasuk Apple Daily, Voice of America dan Taiwan News. China.com, situs web yang diawasi oleh Partai Komunis Tiongkok, juga mempublikasikan postingan Dr Tao, tetapi artikel tersebut tidak dapat diakses pada hari Kamis (7/1/2021), hari yang sama dengan bantahan dari Dr. Tao bahwa dia telah mencemarkan vaksin COVID-19 Sinopharm.
Dalam sebuah postingan Weibo di Kamis itu, Dr. Tao membantah telah melontarkan kritik terhadap vaksin Sinopharm. Dia mengklaim bahwa blog sebelumnya bertujuan untuk menunjukkan kesalahan dalam manual vaksin Sinopharm. Ia mengaku curiga bahwa banyak efek samping terdaftar karena kesalahan atau tidak sengaja sehingga ia memutuskan untuk menarik perhatian produsen obat tersebut. Pekerja medis ini pun mengecam media asing karena 'memutarbalikkan' dan 'mengeksploitasi' kata-kata yang ditulisnya.
Dr. Tao menegaskan bahwa postingan kontroversial tersebut ditulis dengan nada ‘sangat sarkastik’ dan bersikeras bahwa vaksin Sinopharm ‘sangat aman’. Untuk membuktikan kepercayaannya terhadap keamanan vaksin tersebut kepada para pengikut media sosialnya, Dr Tao mengklaim telah menerima dosis pertama dari vaksin Sinopharm dan akan mendapatkan dosis kedua pada hari Sabtu (9/1/2021).
Ia pun telah menghapus postingan tersebut dan meminta maaf kepada rekan senegaranya untuk pemilihan kata yang ‘kurang hati-hati’. "Dengan ini, saya menyampaikan permintaan maaf saya kepada banyak pengguna web dan warga negara di seluruh negeri, dan mengecam tindakan jahat media luar negeri," tulis Dr Tao seperti yang dilansir Daily Mail.
Vaksin Sinopharm sendiri sebenarnya telah menerima status persetujuan ‘bersyarat’ dari otoritas Kesehatan Beijing sejak 31 Desember 2020. Dilaporkan bahwa efektivitas vaksin COVID-19 ini sebesar 79,34%.
CNBG, melalui media sosial WeChat, kemudian juga menyebutkan bahwa "Tidak ada reaksi merugikan yang serius yang dilaporkan dalam penggunaan darurat berskala besar dari vaksin COVID-19 Sinopharm”. (*)
Esy Gracia/Penulis
Advertisement