Lama Baca 3 Menit

Presiden Xi Jinping Memimpin Hari Berkabung Nasional Untuk Para Korban Corona

04 April 2020, 17:43 WIB

Presiden Xi Jinping Memimpin Hari Berkabung Nasional Untuk Para Korban Corona-Image-1

Bendera Setengah Tiang di Lapangan Tian'anmen, Beijing - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Presiden Xi Jinping memimpin para pimpinan pemerintah Tiongkok lainnya pada hari Sabtu, 4 April 2020, untuk mengikuti acara berkabung nasional bagi para martir yang meninggal karena virus COVID-19 dan juga untuk rekan-rekan senegara yang kehilangan nyawa akibat menghadapi wabah tersebut.

Xi Jinping, Li Keqiang, Li Zhanshu, Wang Yang, Wang Huning, Zhao Leji, Han Zheng dan Wang Qishan, serta para pemimpin Partai dan pemimpin negara lainnya, berdiri membisu di markas kepemimpinan Zhongnanhai di Beijing, pada pukul 10:00 pagi. Peringatan tersebut berlangsung selama tiga menit. Terdapat bunga putih yang disematkan di dada mereka dan mereka dengan diam melakukan penghormatan di depan bendera nasional, yang dikibarkan setengah tiang di luar Aula Huairen. Sebuah spanduk hitam tergantung di ambang pintu aula, bertuliskan "Kami berduka cita atas gugurnya para martir dan rekan senegara dalam wabah COVID-19." 

Di Beijing, dari Lapangan Tian'anmen hingga kompleks organ kepemimpinan pusat Partai, badan legislatif nasional, pemerintah pusat, badan penasihat politik nasional, militer, pengadilan tinggi dan kejaksaan tinggi, bendera juga diturunkan menjadi setengah tiang. Keheningan sesaat dialami oleh publik di seluruh negeri. 

Untuk memperingati para martir dan rekan-rekan senegara Tiongkok, bendera nasional berkibar setengah tiang di seluruh negeri dan juga di semua kedutaan dan konsulat Tiongkok di luar negeri. Pada Sabtu ini, kegiatan rekreasi publik juga ditangguhkan di seluruh negeri. Di Wuhan, kota yang paling terpukul atas musibah ini, berbagai kegiatan peringatan diadakan di lapangan umum, rumah sakit, komunitas, dan tempat-tempat lainnya.

Wabah COVID 19 dianggap sebagai kondisi darurat kesehatan masyarakat karena penyebarannya yang tercepat, paling banyak berpengaruh dalam kehidupan, dan paling sulit diatasi sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949 silam. Selama pertempuran, sejumlah tenaga kesehatan, kader dan anggota staf, serta pekerja masyarakat, gugur saat bertugas. Sebanyak 81.639 kasus COVID-19 telah dilaporkan di daratan Tiongkok, dan 3.326 orang telah meninggal karena wabah ini.