Beijing, Bolong.id - Jumlah barang yang dijual satu sama lain oleh dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia turun sebesar 17% pada tahun 2023.
Dilansir dari 和平日报 Rabu (06/03/24), faktanya, di balik ketidaksepakatan tersebut adalah pengumuman Amerika Serikat mengenai penyelidikan terhadap mobil-mobil buatan Tiongkok, yang menyatakan bahwa barang-barang tersebut berpotensi menimbulkan risiko keamanan nasional.
Pasalnya, Amerika khawatir mobil berteknologi tinggi bisa mengumpulkan data pribadi atau dikendalikan dari jarak jauh.
Perusahaan otomotif Tiongkok telah berekspansi ke belahan dunia lain, namun hampir tidak ada kehadirannya di Amerika Serikat. Pasalnya, mobil China yang dijual ke Amerika akan dikenakan tarif impor sebesar 25%.
Gedung Putih menggambarkan tindakan terhadap mobil Tiongkok sebagai tindakan yang “belum pernah terjadi sebelumnya” dan adil sebagai respons terhadap kebijakan Beijing yang membatasi perusahaan otomotif asing.
Tahun lalu, jumlah barang yang dibeli oleh Amerika Serikat dari Tiongkok turun sebesar 20% menjadi $427 miliar, sementara jumlah barang yang dibeli oleh Tiongkok dari Amerika Serikat turun sebesar 4% menjadi hanya $148 miliar.
Dalam beberapa tahun terakhir, barang elektronik konsumen, mesin, dan pakaian jadi telah menjadi produk terlaris dalam perdagangan AS-Tiongkok. (*)
Informasi Seputar Tiongkok.