Lama Baca 3 Menit

Walau COVID-19 Merajalela, Perusahaan Tiongkok Masih Laku Bagi Investor Asing

27 April 2020, 19:18 WIB

Walau COVID-19 Merajalela, Perusahaan Tiongkok Masih Laku Bagi Investor Asing-Image-1

Tiongkok Masih Menarik Bagi Perusahaan Asing - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Sepertinya, walau merebaknya wabah pandemi COVID-19 yang dimulai dari Tiongkok hingga kini menyebar di seluruh dunia, hal tersebut tidaklah membuat perusahaan asing berhenti berinvestasi kepada Tiongkok.

Pada tanggal 22 April 2020, ExxonMobil secara resmi memulai program etana di kota Huizhou, provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan, dengan total investasi sebesar $10 miliar dollar (sekitar 154,99 triliun rupiah). Perlu dicatat bahwa program ini dimulai ketika seluruh dunia tengah memerangi pandemi COVID-19, harga minyak dunia juga sedang rendah-rendahnya, dan banyak perusahaan minyak malah sedang mengurangi produksi. Namun, perusahaan-perusahaan asing tersebut malah memilih untuk melakukan investasi besar di Tiongkok, hal ini menunjukkan adanya kepercayaan pada potensi ekonomi Tiongkok, dengan harapan tinggi bahwa ekonomi Tiongkok akan terus tumbuh dan membaik.

Kepercayaan ini berasal dari infrastruktur dan lingkungan bisnis yang di Tiongkok. Hanya butuh waktu 18 bulan bagi ExxonMobil dan perusahaan lokal Guangzhou untuk menyelesaikan semua persiapan program ini, menunjukkan kemampuan dan layanan koordinasi dalam kota dengan sangat baik. Darren Woods, CEO ExxonMobil, mengatakan pada upacara pembukaan, bahwa selain infrastruktur, undang-undang dan peraturan baru juga sangat membantu membuat ekonomi Tiongkok menjadi lebih menarik, itulah sebabnya mereka memutuskan untuk berinvestasi dalam program ini.

Pada 8 April 2020, segera setelah Wuhan mencabut kebijakan penutupan wilayah, perusahaan AS, Walmart, mengumumkan akan menanam dan menginvestasikan dana sebesar 3 miliar yuan (sekitar 6,5 triliun rupiah) di Wuhan. Sebuah laporan dari Kamar Dagang Amerika di Tiongkok, Kamar Dagang Amerika di Shanghai dan PricewaterhouseCoopers pada 17 April 2020 menunjukkan bahwa, 70 persen dari perusahaan AS di Tiongkok tidak berencana untuk menghentikan bisnis dan investasi mereka dari Tiongkok.

Selama tiga bulan terakhir, pemerintah Tiongkok telah secara efektif mampu mengendalikan virus COVID-19. Ketika produksi dilanjutkan, potensi ekonomi Tiongkok akan sepenuhnya berkembang lagi dan masyarakat global akan semakin yakin untuk berinvestasi di Tiongkok.

Para pelaku ekonomi di Tiongkok juga akan membuktikan bahwa mereka membuat pilihan yang tepat, karena negara ini tetap menjadi pusat penting dalam rantai industri global dan merupakan tujuan investasi global yang sangat populer. Tiongkok akan terus membuka diri, perusahaan-perusahaan multinasional yang berinvestasi pasti akan mendapatkan lebih banyak peluang dan saling menguntungkan dalam proses pemulihan dan pembangunan ekonomi Tiongkok pasca pandemi.