Lama Baca 4 Menit

COVID-19 Impor Terus Masuk ke Tiongkok, Bandara Pudong Terancam Ditutup

14 August 2020, 11:58 WIB

COVID-19 Impor Terus Masuk ke Tiongkok, Bandara Pudong Terancam Ditutup-Image-1

Kasus COVID-19 Impor Terus Berdatangan, Penerbangan Shanghai Terancam - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Shanghai, Bolong.id - Otoritas Shanghai pada hari Jumat (14/8/2020) melaporkan 16 kasus COVID-19 baru yang berasal dari luar negeri. Hal ini memicu kekhawatiran pemutusan sirkuit penerbangan internasional yang masuk. 

Meskipun kota tersebut sekarang telah melaporkan kasus impor COVID-19 baru selama 11 hari berturut-turut, Komisi Kesehatan Shanghai mengklaim bahwa Shanghai memiliki kemampuan untuk menangani kasus-kasus impor dan masyarakat dihimbau untuk tidak perlu panik. 

Dilansir dari Global Times, 16 kasus impor tersebut berasal dari Rusia, Filipina, Uni Emirat Arab (UEA), Zambia, dan Cote d'Ivoire. Kasus COVID-19 yang dikonfirmasi kini telah menerima perawatan di rumah sakit yang ditunjuk sementara 253 kontak dekat mereka telah dikarantina.

Shanghai menghadapi tugas berat untuk mencegah virus karena data dari penyedia informasi VariFlight menunjukkan bahwa dari 1 hingga 11 Agustus 2020, penerbangan penumpang internasional yang masuk di Bandara Internasional Pudong Shanghai menyumbang 24,92% dari semua penerbangan ke Tiongkok. 

Pencegahan dan pengendalian kasus COVID-19 dari luar negeri telah menjadi tantangan di Tiongkok karena negara tersebut sebagian besar telah mengendalikan pandemi di dalam negeri. 

Selain fokus pada prosedur pengujian asam nukleat di luar negeri, pihak berwenang juga berfokus pada penerapan mekanisme pemutusan sirkuit penerbangan sebagai langkah untuk mencegah klaster COVID-19 impor. 

Ini adalah mekanisme yang diciptakan oleh Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok, yaitu pemberian penghargaan dan hukuman untuk penerbangan yang masuk dari maskapai penerbangan berdasarkan jumlah kasus COVID-19 yang diimpor dalam periode tertentu. 

Jika semua penumpang di satu rute penerbangan dinyatakan negatif COVID-19 selama tiga minggu berturut-turut, maskapai tersebut akan diizinkan untuk menambahkan satu penerbangan lagi. Jika lima penumpang dalam satu penerbangan dinyatakan positif COVID-19, maskapai penerbangan yang bertanggung jawab harus menghentikan operasinya selama seminggu, dan jika terdapat sepuluh penumpang positif COVID-19, maskapai tersebut harus menangguhkan operasi selama empat minggu.

Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok telah memutus tiga jalur penerbangan dalam satu hari pada 12 Agustus 2020 ketika penumpang menunjukkan hasil tes positif untuk COVID-19 pada penerbangan Etihad Airways EY862, penerbangan China Eastern MU212 dan penerbangan Sri Lankan Airlines UL866 yang akan ditangguhkan selama satu hingga dua minggu.

Menyusul dimulainya kembali penerbangan luar negeri Tiongkok pada bulan Juni 2020, lebih banyak maskapai penerbangan internasional seperti Air France, Air New Zealand dan Delta Air Lines dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat memilih Shanghai sebagai lokasi pendaratan mereka.

Sementara itu, Tiongkok daratan melaporkan 30 kasus COVID-19 baru pada Kamis (13/8/2020), di mana 22 di antaranya merupakan kasus diimpor. Jumlah kasus impor tersebut meningkat dari yang dilaporkan pada hari Rabu (12/8/2020) yang berjumlah 11 orang. Dari 70 kasus impor yang masih dirawat di Shanghai, 38 di antaranya dari UEA, 18 kasus dari Filipina dan 2 dari Singapura. (*)

Baca Juga:

Pandemi COVID-19 di Jerman Tidak Pengaruhi Kebijakan Penerbangan Tiongkok

Tiongkok Tangguhkan Beberapa Penerbangan untuk Mengekang COVID-19 di Shanghai

Kedubes Tiongkok di AS Keluarkan Persyaratan Tes COVID-19 untuk Penerbangan Transit ke Tiongkok