Lama Baca 3 Menit

Intel Corp Dapatkan Lisensi AS Jadi Pemasok Huawei

23 September 2020, 16:55 WIB

Intel Corp Dapatkan Lisensi AS Jadi Pemasok Huawei-Image-1

Intel Dapatkan Lisensi AS Jadi Pemasok Huawei - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Shanghai, Bolong.id - Intel Corp telah menerima lisensi dari otoritas Amerika Serikat (AS) untuk terus memasok produk tertentu ke Huawei Technologies, kata juru bicara Intel, Selasa (22/9/2020).

Hubungan Tiongkok-AS saat ini menjadi yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir, Washington telah mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk menekan Huawei dengan alasan bahwa raksasa telekomunikasi asal Tiongkok itu melakukan tindakan spionase dan menyerahkan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok.

Mulai 15 September 2020 lalu, pembatasan baru yang diterbitkan AS telah melarang perusahaan-perusahaan AS untuk memasok atau melayani Huawei. Akan tetapi, pada minggu ini, China Securities Journal yang didukung negara mengatakan Intel telah menerima izin untuk memasok Huawei.

Pekan lalu, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) Tiongkok mengonfirmasi bahwa mereka juga telah meminta izin untuk terus melayani Huawei. SMIC menggunakan peralatan asal AS untuk membuat chip bagi Huawei dan perusahaan lain.

Pembuat chip Korea Selatan SK Hynix juga mengajukan izin AS untuk penjualan ke Huawei, tetapi belum mendapat persetujuan, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut, dilansir dari Reuters, Rabu (23/9/2020). Pada bulan Agustus 2020, perancang chip Taiwan MediaTek Inc mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan izin kepada pemerintah AS untuk terus memasok Huawei Tiongkok.

Sumber tersebut menolak untuk dipublikasikan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan bahwa perusahaan non-AS mungkin tidak memiliki peluang besar untuk mendapatkan persetujuan AS, dan pembuat chip sedang menyusun rencana darurat untuk meningkatkan pasokan ke pelanggan lain.

Huawei yang didirikan pada 1987 lalu itu pun membantah bahwa menjadi mata-mata Beijing dan mengatakan Amerika Serikat mencoba mencorengnya karena perusahaan-perusahaan Barat tertinggal dalam teknologi 5G. Para pengamat juga berpendapat, Amerika Serikat khawatir bahwa dominasi 5G akan memberi Beijing keuntungan yang tidak siap diterima oleh Washington.