Keamanan Sangat Penting dalam Pengembangan Fintech
- Image from pics1.baidu.com
Beijing, Bolong.id - Ketika bank-bank Tiongkok mempercepat langkah mereka menuju digital dengan merangkul teknologi keuangan, mereka juga harus berhati-hati terhadap keamanan data, bakat, keberlanjutan investasi, dan masalah lainnya.
Dilansir dari leiphone pada Jumat (26/11/2021), industri perbankan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan upaya besar untuk mendorong digitalisasi untuk meningkatkan kemampuan teknologinya. Tetapi beberapa masalah muncul dalam prosesnya, misalnya, celah dalam keamanan data, kurangnya bakat profesional, filosofi operasi dan sistem manajemen yang kurang berkembang, kata Liu Feng, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perbankan Tiongkok.
“Masalah-masalah ini harus ditangani dengan baik karena industri ini masuk lebih dalam ke bidang digital,” kata Feng pada Forum Perbankan Digital Tiingkok ke-5 yang diadakan di Shenzhen pada Kamis lalu.
Acara ini diselenggarakan bersama oleh Internet Finance Association of Small and Medium-sized Banks dan jurnal China Banking.
"Untuk lebih spesifik, bank harus tetap berpegang pada garis bawah untuk mencegah jenis risiko keuangan baru. Mereka juga harus mementingkan manajemen data untuk memberikan permainan penuh pada penggunaan data", tambah Feng.
Pandangan Feng digaungkan oleh Wang Hongzhang, mantan Ketua China Construction Bank dan Kepala Institut Riset Ekonomi Asia Timur Laut di Universitas Keuangan dan Ekonomi Dongbei.
“Sementara bank-bank besar mengambil sikap terbuka dan kooperatif terhadap fintech, mereka juga harus berhati-hati tentang perlindungan keamanan data, yang harus menjadi kunci dalam transformasi digital mereka", katanya.
Dia juga meminta perbankan untuk melakukan investasi berkelanjutan di fintech.
"Investasi besar-besaran pada tahap awal dimungkinkan, tetapi dapat menambah tekanan pada operasi mereka mengingat tingginya biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, bank harus membuat penilaian yang cermat dalam proses digitalisasi mereka untuk mencapai keseimbangan antara biaya dan manfaat", kata Wang.
Ba Shusong, Direktur Eksekutif Institut Riset Keuangan HSBC di Universitas Peking, mengatakan perusahaan fintech harus mengutamakan manajemen risiko ketika menjalankan bisnis keuangan. Seberapa besar peran perusahaan fintech dalam mempromosikan bisnis keuangan tergantung pada kapasitas manajemen risiko mereka.
Ba juga mendesak regulator Tiongkok untuk mempercepat inovasi untuk mengikuti perkembangan industri yang sedang berkembang dan memberikan ruang yang cukup bagi para pemain fintech untuk tumbuh.
“Regulator perlu memanfaatkan perangkat teknologi dengan lebih baik untuk meningkatkan kapasitas regulasi mereka dan itu bisa dilakukan dari tiga aspek – berinovasi cara pengumpulan dan berbagi data, membentuk departemen khusus untuk regulasi fintech dan memperkuat kerja sama dengan pemain fintech", ucapnya.(*)
Informasi Seputar Tiongkok