Lama Baca 4 Menit

Jalur Ilegal Myanmar - Tiongkok Diterobos, Picu Lockdown

15 September 2020, 15:23 WIB

Jalur Ilegal Myanmar - Tiongkok Diterobos, Picu Lockdown-Image-1

Jalur Ilegal dari Myanmar ke Tiongkok Picu Lockdown - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Kunming, Bolong.id - Enam orang ketahuan menerobos jalur ilegal dari Myanmar ke Tiongkok. Itu memicu delapan prefektur dan 25 kabupaten di perbatasan Myanmar di Provinsi Yunnan dengan Tiongkok barat daya di-lockdown, termasuk Kota Ruili.

Ini adalah pertama kalinya pihak berwenang di Yunnan mengkonfirmasi dua kasus impor COVID-19 merupakan orang-orang yang melintasi perbatasan secara ilegal, tiga hari setelah dugaan kasus COVID-19 dilaporkan di Ruili, dikutip dari laman Global Times, Selasa (15/9/2020).

Seorang wanita berusia 32 tahun dari Myanmar membawa ketiga anaknya dan dua perawat melintasi perbatasan dari Muse, Myanmar, ke Ruili pada 3 September 2020 lalu, dan tinggal di kediaman saudara perempuannya di kompleks perumahan Aoxing Shiji yang sudah ditutup pada hari Sabtu (12/9/2020) lalu.

Semua orang yang tinggal di kompleks perumahan harus melakukan tes asam nukleat untuk COVID-19 dan sejauh ini dari semua 1.185 penduduk yang diuji menunjukkan hasil negatif, kata pihak berwenang pada konferensi pers hari Senin (14/9/2020). Sementara itu, sebanyak 190 kontak dekat telah dilacak dan dikarantina.

Seluruh kota Ruili akan diisolasi setidaknya selama seminggu, dan semua penduduk di kota itu harus menjalani tes asam nukleat.

Di lain sisi, orang-orang yang melintasi perbatasan secara ilegal akan bertanggung jawab secara hukum dan mereka yang membantu dan menampung mereka juga akan dihukum, kata pejabat pemerintah Kota Ruili. Sementara, pejabat pemerintah daerah telah mengakui bahwa masih ada celah dalam mengontrol perbatasan sepanjang 169,8 kilometer yang dimiliki Kota Ruili dengan Myanmar.

Pada tahap awal pandemi, Ruili menutup sungai perbatasan, menutup penyeberangan feri, membongkar fasilitas pendukung kapal feri dan memutus aliran air ilegal.

Dalam upaya untuk menutup celah ini, pemerintah kota mengerahkan pejabat lokal untuk pergi dari rumah ke rumah untuk mencari orang lain yang telah melintasi perbatasan secara ilegal. Mereka akan mengumpulkan informasi warga negara Myanmar di kota itu dan memperkuat sistem pemantauan dinamis.

Penduduk Myanmar yang bekerja di kota itu akan menjalankan tes asam nukleat dan dikarantina, sementara mereka yang catatan kedatangannya tidak jelas dan tidak memiliki pekerjaan tetap akan dipulangkan.

Ruili juga akan membantu Myanmar dengan pengiriman bahan anti-pandemi dan dukungan keuangan untuk membantu desa-desa yang berbatasan dengan negara itu membangun pos pemeriksaan pencegahan dan pengendalian pandemi. Selain 48 pos pemeriksaan patroli perbatasan saat ini, 188 lagi akan dibentuk untuk memperkuat patroli perbatasan.