Lama Baca 4 Menit

Tiongkok Akan Beri Tanggapan atas Kunjungan Pejabat AS ke Taiwan

17 September 2020, 16:23 WIB

Tiongkok Akan Beri Tanggapan atas Kunjungan Pejabat AS ke Taiwan-Image-1

Tiongkok Akan Beri Tanggapan atas Kunjungan Pejabat AS ke Taiwan - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Tiongkok akan membuat "tanggapan yang diperlukan" atas kunjungan Wakil Menteri Urusan Ekonomi Amerika Serikat (AS) Keith Krach ke Taiwan dan telah mengajukan pengaduan ke Washington, kata kementerian luar negeri Tiongkok pada hari Kamis (17/9/2020).

Krach yang akan tiba di Taipei pada Kamis (17/9/2020) malam waktu setempat, sedang dalam perjalanan ke Taiwan demi menghadiri upacara peringatan pada hari Sabtu (19/9/2020) untuk mantan Presiden Lee Teng-hui (李登辉) yang dihormati oleh banyak orang di pulau itu dan secara internasional dikenal sebagai bapak demokrasi Taiwan, dilansir dari Reuters, Kamis (17/9/2020).

Krach diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (蔡英文) pada hari Jumat (18/9/2020). Krach kemungkinan juga akan mengadakan setidaknya beberapa bentuk pembicaraan perdagangan selama perjalanannya, meskipun rinciannya belum diumumkan. Kunjungannya menyusul kunjungan Menteri Kesehatan AS Alex Azar pada bulan Agustus lalu, pejabat tingkat tertinggi AS yang datang ke pulau itu dalam empat dekade terakhir.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin (汪文斌) mengatakan Tiongkok telah mengajukan "pernyataan tegas" dengan Washington tentang perjalanan Krach dan menentang setiap pertukaran resmi antara Amerika Serikat dan Taiwan. Kunjungan itu akan memberikan bantuan kepada pasukan kemerdekaan Taiwan dan merusak hubungan Sino-AS, kata Wang.

"Kami mendesak pihak AS untuk sepenuhnya mengakui sensitivitas ekstrim dari masalah Taiwan," pungkas Wang. "Tiongkok akan membuat tanggapan yang diperlukan tergantung pada bagaimana situasi berkembang."

Hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat terus tegang dalam beberapa bulan terakhir, mulai dari masalah perselisihan tentang Taiwan, perdagangan, hak asasi manusia, pandemi COVID-19, dan masalah lainnya.

Taiwan telah lama mencari kesepakatan perdagangan bebas dengan Amerika Serikat, tetapi Washington mengeluh tentang hambatan akses daging babi dan daging sapi AS. Taiwan mengatakan hal tersebut terjadi karena alasan kesehatan, terutama terkait penyakit sapi gila dan zat aditif.

Namun, akhir bulan Agustus lalu, Tsai mengatakan pemerintahnya dapat mengurangi pembatasan impor daging babi dan daging sapi, mengizinkan daging babi AS yang mengandung ractopamine, zat aditif yang meningkatkan lemak, dan mengizinkan daging sapi AS dari sapi yang berusia lebih dari 30 bulan. Di sisi lain, kebijakan ini telah menimbulkan keberatan domestik. Partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, akhir pekan lalu mulai mengumpulkan tanda tangan untuk referendum guna memblokir impor daging babi dengan mengatakan ractopamine adalah sebuah ancaman bagi kesehatan. (*)