Lama Baca 4 Menit

Helikopter Tanpa Awak China Lakukan Uji Terbang Pertama

01 October 2020, 10:00 WIB

Helikopter Tanpa Awak China Lakukan Uji Terbang Pertama-Image-1

Helikopter Nirawak China Lakukan Uji Terbang Pertama - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Helikopter nirawak (tanpa awak) pertama Tiongkok yang dirancang khusus untuk kondisi dataran tinggi melakukan uji terbang pada Minggu (27/9/2020) di bandara sipil dengan ketinggian tertinggi di dunia, menurut pengembang, Aviation Industry Corp of China (AVIC).

AVIC, konglomerat pesawat terkemuka di negara itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (28/9/2020) bahwa uji terbang selama 15 menit di Bandara Daocheng Yading, Provinsi Sichuan menetapkan rekor dengan ketinggian tertinggi untuk lepas landas dan pendaratan helikopter nirawak domestik, dilansir dari ecns.cn, Rabu (30/9/2020).

Zeng Guogui, kepala desainer pesawat, mengatakan tes tersebut membuktikan keandalan helikopter tersebut dalam operasi dataran tinggi. Ia mengatakan, model tersebut dapat terbang setidaknya selama lima jam dengan muatan 80 kilogram. Ini berarti setiap penerbangan dapat mengangkut cukup makanan untuk dikonsumsi 30 orang dalam satu hari.

Pengembang helikopter nirawak ini juga menyebutkan bahwa Bandara Daocheng Yading yang terletak di prefektur otonomi Garze Tibet, memiliki ciri khas iklim yang keras dan bentang alam yang kompleks, sehingga menjadi tantangan nyata untuk pengujian tersebut.

Helikopter yang diberi nama AR500C ini dirancang dan dibangun oleh AVIC Helicopter Research and Development Institute di Jingdezhen, Provinsi Jiangxi. Kendaraan udara nirawak tersebut telah melakukan penerbangan debutnya pada 20 Mei 2020 lalu di pangkalan pengujian pesawat nirawak milik institut tersebut di daerah Poyang Jiangxi. Pada waktu itu, helikopter dapat terbang selama sekitar 20 menit.

Helikopter nirawak ini memiliki berat lepas landas maksimum 500 kilogram, ketinggian maksimum 7.000 meter dan kecepatan maksimum 170 kilometer per jam. Lembaga itu juga mengatakan model AR500C dirancang berdasarkan pendahulunya, AR500B, dan diciptakan agar sesuai dengan lingkungan dataran tinggi.

Pesawat ini dapat membawa peralatan tambahan dan terlibat dalam berbagai tugas seperti gangguan elektronik, pencarian udara, pemadam kebakaran, pengawasan maritim dan mencari kebocoran nuklir atau bahan kimia. AR500C juga dapat bekerja sama dengan pesawat berawak atau beroperasi secara independen dalam transportasi pasokan, mengunci, dan menyerang target, jelas Zeng.

Tim Zeng memulai penelitian dan pengembangan pada AR500C sejak tahun 2019 lalu dengan desain yang berfokus pada mesin, sayap rotor, modifikasi aerodinamis, dan material kompositnya. Pesawat pertama dirakit pada Maret 2020 dan menjalani uji darat sebelum uji terbang perdana pada Mei 2020.

AVIC telah mengembangkan beberapa jenis helikopter nirawak, tetapi tidak secara khusus dirancang untuk penempatan di dataran tinggi. Dibandingkan dengan helikopter nirawak konvensional, helikopter yang dibuat untuk operasi dataran tinggi membutuhkan mesin yang lebih kuat, kemampuan beradaptasi suhu yang lebih baik, dan modifikasi spesifik lainnya. (*)