Lama Baca 4 Menit

China Prihatin Terkait Larangan India terhadap 43 Aplikasinya

27 November 2020, 14:13 WIB

China Prihatin Terkait Larangan India terhadap 43 Aplikasinya-Image-1

China Prihatin Terkait Larangan India Terhadap 43 Aplikasinya - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, menyatakan keprihatinan besar setelah India melarang 43 aplikasi Tiongkok lainnya. Menurut Zhao, Keputusan itu jelas melanggar prinsip pasar dan aturan Organisasi Perdagangan Dunia, serta merusak hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok.

Pernyataan Zhao ini menanggapi keputusan India pada Selasa (24/11/2020) untuk memblokir akses ke 43 aplikasi seluler buatan Tiongkok, termasuk aplikasi e-commerce Alibaba Group Holding Ltd. 

Dilansir dari CGTN, Kamis (26/11/2020), beberapa aplikasi kencan juga ditambahkan ke dalam daftar blokir. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India menganggap aplikasi ini sebagai ancaman terhadap kedaulatan dan integritas negaranya.

India telah memberlakukan larangan pada sekitar 200 aplikasi Tiongkok tahun ini, mengklaim ada risiko terhadap keamanan nasionalnya. Sebagian besar, India telah melarang akses ke 59 aplikasi seluler Tiongkok termasuk TikTok Bytedance dan WeChat Tencent. Hal ini menyusul dari bentrokan perbatasan yang meletus antara kedua negara pada bulan Juni lalu. Di bulan September, India juga telah memblokir lebih dari 100 aplikasi seluler Tiongkok, termasuk game seluler PUBG yang sangat populer.

Ji Rong, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di India, mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok selalu mewajibkan perusahaannya di luar negeri untuk mematuhi aturan internasional, beroperasi sesuai dengan undang-undang dan peraturan setempat, serta mematuhi ketertiban umum dan moral yang baik.

"Kami berharap pihak India dapat berlaku adil, tidak memihak, dan non-diskriminatif.  Lingkungan bisnis bagi semua pelaku pasar dari berbagai negara termasuk Tiongkok, dan meralat praktik diskriminatif yang melanggar aturan WTO,” tegas Ji.

Ji menekankan bahwa Tiongkok dan India adalah peluang pembangunan bagi satu sama lain daripada ancaman. Ji juga mendesak kedua belah pihak untuk membawa kembali hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral ke jalur yang benar untuk keuntungan bersama dan hasil yang saling menguntungkan berdasarkan dialog dan negosiasi.

Larangan India terhadap aplikasi Tiongkok tidak hanya merusak hak dan kepentingan yang sah dari investor dan penyedia layanan Tiongkok, tetapi juga merugikan kepentingan konsumen India dan lingkungan investasi India sebagai ekonomi terbuka.

Sebelumnya, Tiongkok merupakan sumber impor terbesar India.  Data resmi menunjukkan bahwa pada 2019, volume perdagangan bilateral antara Tiongkok dan India mencapai 639 miliar yuan, di mana India mengimpor 515 miliar yuan dari Tiongkok, menyumbang dua pertiga dari total perdagangan antara kedua negara.