Lama Baca 3 Menit

India Larang Aplikasi China Lagi, Alasan Masalah Siber

27 November 2020, 11:47 WIB

India Larang Aplikasi China Lagi, Alasan Masalah Siber-Image-1

India Larang Aplikasi China Lagi, Alasan Masalah Siber - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

New Delhi, Bolong.id - India melarang aplikasi Tiongkok. Pasar internet terbesar kedua di dunia itu telah melarang lebih dari 175 aplikasi asal Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir. Kali ini pihak India mengatakan telah melarang 43 aplikasi tambahan lainnya.

Seperti dengan alasan pemblokiran sebelumnya, India mengutip masalah keamanan siber untuk memblokir aplikasi-aplikasi tersebut. “Tindakan ini diambil berdasarkan masukan terkait aplikasi ini untuk terlibat dalam aktivitas yang merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan India, keamanan negara dan ketertiban umum,” kata Kementerian TI India dalam sebuah pernyataan, dilansir dari techcrunch.com, Kamis (26/11/2020).

Kementerian mengatakan telah mengeluarkan perintah untuk memblokir aplikasi ini berdasarkan laporan komprehensif yang diterima dari Pusat Koordinasi Kejahatan Siber India, Kementerian Dalam Negeri.

Aplikasi yang telah dilarang termasuk layanan video pendek populer yang didukung Tencent, Snack Video, yang melonjak ke puncak tangga lagu dalam beberapa bulan terakhir, serta aplikasi e-commerce AliExpress, aplikasi pengiriman Lalamove dan aplikasi belanja Taobao Live. Saat ini, tampaknya tidak ada lagi aplikasi bahasa Mandarin yang tersisa di 500 aplikasi teratas yang digunakan di India.

Kebijakan ini datang ketika beberapa aplikasi, termasuk PUBG Mobile dan TikTok, keduanya mengidentifikasi India sebagai pasar luar negeri terbesar mereka, dan tengah mencari cara untuk kembali ke negara itu. Dalam beberapa minggu terakhir, PUBG telah mendaftarkan entitas lokal di India, bermitra dengan Microsoft untuk kebutuhan komputasi, dan secara terbuka berjanji untuk menginvestasikan USD100 juta di negara tersebut.

Ketegangan antara dua negara terpadat di dunia ini meningkat setelah lebih dari 20 tentara India tewas dalam bentrokan militer di Himalaya pada bulan Juni lalu. Sejak saat itu, sentimen "Boikot Tiongkok" menjadi tren di media sosial India seiring dengan semakin banyak orang yang mengunggah video yang menunjukkan perusakan smartphone, TV, dan produk lain buatan Tioingkok.

Pada bulan April, India juga membuat perubahan pada kebijakan investasi luar negerinya yang mengharuskan investor Tiongkok yang telah menanamkan miliaran dolar ke startup India dalam beberapa tahun terakhir untuk meminta persetujuan dari New Delhi sebelum mereka dapat kancek baru ke perusahaan India. Langkah tersebut telah secara signifikan mengurangi kehadiran investor Tiongkok dalam arus kesepakatan perusahaan rintisan India beberapa bulan kemudian.