Lama Baca 3 Menit

Joe Biden Tidak Hapus Tarif Bea Masuk Tinggi Barang dari China

04 December 2020, 10:22 WIB

Joe Biden Tidak Hapus Tarif Bea Masuk Tinggi Barang dari China-Image-1

Presiden Terpilih AS, Joe Biden - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Washington, Bolong.id - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan tidak akan segera menghapus tarif bea masuk tinggi untuk barang Tiongkok yang diberlakukan pemerintahan Donald Trump.

"Saya tidak akan melakukan tindakan langsung, dan hal yang sama berlaku untuk tarif. Saya tidak akan mengurangi tarif sesuai pilihan saya," kata Biden, dilansir dari The New York Times, Jumat (4/12/2020).

Biden mengatakan, dia akan meninjau kesepakatan perdagangan "fase satu" pemerintahan Trump dengan Tiongkok. Kesepakatan itu merupakan gencatan senjata perang perdagangan Presiden Trump, yang memaksa Beijing mengubah perdagangan dan praktik industrinya dengan memberlakukan tarif tinggi.

Biden mengatakan, akan berkonsultasi dengan rekan Amerika Serikat (AS) di Asia dan Eropa. Sehingga mengembangkan strategi koheren, sebelum membuat kebijakan tarif.

“Strategi terbaik untuk Tiongkok, saya pikir adalah strategi yang membuat semua dari kita – atau setidaknya apa yang dulu menjadi sekutu kita – pada pihak yang sama,” kata Biden. 

“Ini akan menjadi prioritas bagi saya di minggu-minggu pertama masa jabatan. Saya mencoba membuat kita kembali ke sisi yang sama dengan sekutu kita.”

Tiongkok baru-baru ini menandatangani kesepakatan perdagangan terbesar di dunia dengan 14 negara Asia-Pasifik, yang disebut Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, dan mengecualikan AS.

Sementara itu, di bawah kesepakatan fase satu, Tiongkok setuju untuk membeli barang dan jasa AS senilai USD200 miliar hingga tahun 2021. Tiongkok juga setuju untuk mengembangkan rencana aksi untuk memperkuat perlindungan kekayaan intelektual dan mengakhiri transfer teknologi paksa.

Kesepakatan perdagangan fase satu memberlakukan tarif 25% pada impor Tiongkok senilai USD250 miliar. Tarif tersebut telah merugikan perusahaan AS yang bergantung pada rantai pasokan di Tiongkok. Terdapat proses yang memungkinkan perusahaan untuk mengajukan kasus mereka di hadapan Perwakilan Dagang AS untuk mendapatkan pengecualian.

Biden mengatakan kunci untuk berurusan dengan Tiongkok adalah membangun pengaruh, tetapi AS belum memiliki pengaruh tersebut. Presiden terpilih mengatakan dia ingin menciptakan pengaruh kepada Beijing dengan membangun konsensus bipartisan untuk memperkuat industri AS melalui investasi besar-besaran.