Lama Baca 3 Menit

Kapal Perang AS di Laut China Selatan Rusak Perdamaian

27 January 2021, 09:28 WIB


Kapal Perang AS di Laut China Selatan Rusak Perdamaian-Image-1

Kapal AS - Gambar diambil dari berbagai sumber segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian mengatakan pada Senin (25/1) bahwa Amerika Serikat yang sering mengerahkan pesawat dan kapal ke Laut China Selatan, tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.

Zhao membuat pernyataan itu pada jumpa pers reguler setelah kelompok kapal induk AS - USS Theodore Roosevelt dalam tiga kapal perang - memasuki Laut Cina Selatan pada Sabtu untuk memandu "kebebasan laut". Dilansir dari China Daily (26/01/2021). 

AS telah berulang kali mengirim kapal perang dan pesawat ke Laut China Selatan untuk latihan militer dan pengintaian, meskipun fakta bahwa Laut China Selatan berjarak lebih dari 13.000 kilometer dari benua Amerika.

Ia melanjutkan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari Tiongkok dan bahwa AS harus mematuhi prinsip satu Tiongkok.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Sabtu (23/1), Departemen Luar Negeri AS menyatakan komitmennya kepada Taiwan sangat kuat dan mengklaim bahwa ini berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

"Kami kedekatan AS ... untuk secara hati-hati dengan masalah yang terkait Taiwan dan menahan diri dari pengiriman sinyal yang salah kepada pasukan 'kemerdekaan Taiwan' untuk menghindari kerusakan hubungan Tiongkok-AS dan perdamaian serta stabilitas di seluruh Selat Taiwan," kata Zhao kepada wartawan.

Dia mengatakan bahwa akar penyebab masalah dan turbulensi dalam hubungan lintas-Selat adalah karena Partai Progresif Demokratik yang pada pulau itu menolak untuk mengakui Konsensus 1992, yang mewujudkan prinsip-Tiongkok.

"Itu telah berkolusi dengan kekuatan eksternal untuk terlibat dalam provokasi dengan mencari 'kemerdekaan'," kata Zhao.

Tiongkok dengan tegas bertekad untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya dan untuk mendukung "kemerdekaan Taiwan" dan campur tangan eksternal, tambahnya.

"Kami bersedia untuk melakukan dialog dan konsultasi dengan semua pihak, kelompok dan individu di Taiwan tentang isu-isu politik lintas-Selat dan isu-isu yang terkait dengan reunifikasi damai tanah air atas dasar politik berpegang pada Konsensus 1992 dan bersama 'Taiwan kemerdekaan' , untuk menyelesaikan dan mencapai konsensus," ujar Zhao. (*)

[Alifa Asnia/Penerjemah]

[Lupita/Penulis]