
Foto menunjukkan kunjungan delegasi Indonesia ke Fakultas Teknik Kimia Universitas Tianjin di Tianjin, China utara, pada 12 Desember 2025. (Sumber: Istimewa)
TIANJIN, 14 Desember (Xinhua) -- Delegasi Indonesia mengunjungi Universitas Tianjin di Kota Tianjin, China utara, pada Jumat (12/12), guna memperdalam kerja sama di bidang pendidikan, penelitian ilmiah, dan pengembangan talenta, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkuat hubungan institusional antara China dan Indonesia.
Delegasi tersebut dipimpin oleh A.M. Hendropriyono, ketua Yayasan Warga Bumiputra Indonesia (YWBI), dan Garibaldi Thohir, ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT).
Chai Liyuan, presiden Universitas Tianjin, mengatakan universitas tersebut berkomitmen untuk mendukung Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) serta berkontribusi terhadap pengembangan komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama. Chai menyoroti pengalaman universitas itu dalam melatih mahasiswa internasional, khususnya dari negara-negara ASEAN.
"Kami siap bekerja sama dengan mitra-mitra Indonesia untuk menyumbangkan kearifan dan solusi dari Universitas Tianjin bagi kerja sama bilateral dan pembangunan regional," kata Chai.
Sementara itu, Hendropriyono mengatakan bahwa pihak yayasan berharap dapat melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia berprestasi yang belajar di China dalam program studi sarjana dan pascasarjana di bidang sains dan teknik.
"Kami berharap para mahasiswa kami akan kembali ke tanah air dengan pengetahuan dan visi global untuk berkontribusi terhadap pembangunan nasional," tuturnya.
Delegasi tersebut mengunjungi beberapa fasilitas penting di Universitas Tianjin, termasuk Fakultas Teknik dan Teknologi Kimia, perpustakaan, dan Fasilitas Nasional Simulasi Rekayasa Gempa Bumi, yang memiliki meja getar seismik terbesar di dunia.

Foto menunjukkan kunjungan delegasi Indonesia ke Fasilitas Nasional Simulasi Rekayasa Gempa Bumi yang berlokasi di Universitas Tianjin di Tianjin, China utara, pada 12 Desember 2025. (Sumber: Istimewa)
Saat diaktifkan untuk demonstrasi, para anggota delegasi sangat terkesan dengan skala teknis dan nilai praktisnya. "Bagi negara seperti Indonesia, yang rawan gempa bumi, teknologi pencegahan bencana semacam ini tak ternilai harganya," kata Hendropriyono.
Dalam kunjungan tersebut, Timothy Joseph Hutagaol, seorang mahasiswa asal Indonesia yang menjalani program magister di jurusan teknik kimia Universitas Tianjin, berbagi pengalaman studinya dengan para anggota delegasi.
"Universitas Tianjin menawarkan lingkungan penelitian yang ketat dan platform akademik tingkat tinggi, yang memungkinkan saya untuk mengeksplorasi topik-topik mutakhir di bidang material energi dan optimasi proses," katanya. Dirinya berharap dapat menerapkan pengetahuan ini untuk mendukung pembangunan Indonesia serta mendorong kolaborasi akademik dan industri antara kedua negara, katanya lebih lanjut.
Sementara itu, Thohir menyatakan bahwa Indonesia saat ini berada dalam periode krusial di tengah transformasi dan peningkatan industri, yang sangat membutuhkan sejumlah besar talenta muda dan mahir dalam hal teknologi baru dan memiliki perspektif global.
Thohir menekankan pentingnya menyelaraskan program akademik dengan tujuan transformasi ekonomi Indonesia. Dia mengusulkan peluncuran inisiatif bersama di bidang-bidang seperti energi terbarukan, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), meteorologi pertanian, pengolahan mineral, dan teknologi pangan.
"Kedekatan Tianjin dengan Beijing, serta sumber daya pendidikan yang kuat dan kekayaan budayanya, menjadikannya sebagai destinasi ideal bagi pelajar Indonesia," imbuh Thohir.
Menurut YWBI, kedua belah pihak akan memperdalam kerja sama dalam hal pengembangan talenta. Rencana tersebut juga mencakup program pelatihan tahunan di China untuk guru sekolah menengah pertama di Indonesia.
"Generasi muda adalah masa depan kedua negara," kata Thohir. "Kerja sama ini akan membantu membina para pemimpin masa depan dan memperdalam pemahaman bersama."
Dalam beberapa tahun terakhir, universitas Tianjin telah mempromosikan pertukaran substantif dengan sejumlah institusi di Indonesia melalui berbagai langkah, termasuk mendirikan Jaringan ASEAN-China untuk Kerja Sama dan Pertukaran Universitas Teknik dan Teknologi, meluncurkan Program Akademisi Tamu ASEAN-China, menjajaki pusat-pusat penelitian gabungan, serta memfasilitasi pertukaran dosen-mahasiswa dan kolaborasi ilmiah.
Chai meyakini bahwa kunjungan delegasi Indonesia ini merupakan langkah penting lainnya bagi Universitas Tianjin dalam mewujudkan kerja sama di bidang pendidikan dan teknologi tingkat tinggi dan luas dengan ASEAN, khususnya Indonesia.
Chai menambahkan bahwa Universitas Tianjin akan terus memperluas kemitraan internasional dan membangun kerangka kerja kolaborasi akademik jangka panjang dengan lembaga-lembaga di Indonesia. Selesai
Advertisement
