SHENZHEN, 20 April (Xinhua) -- Kota metropolis Shenzhen, di Provinsi Guangdong, China selatan, merupakan kota dengan nilai perdagangan luar negeri terbesar di China. Pada 2024, nilai perdagangan impor-ekspor Shenzhen dengan ASEAN mencapai 751,55 miliar yuan (1 yuan = Rp2.300), menjadikan ASEAN sebagai mitra dagang besar bagi Shenzhen.
BYD, merek mobil terkenal China yang berkantor pusat di Shenzhen, sudah lama mengembangkan bisnisnya di pasar Indonesia. Pada awal 2025, Zhao Ying, selaku Direktur BYD Indonesia, mengatakan kepada media bahwa sebuah pabrik perusahaannya di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.845), dijadwalkan rampung dibangun pada akhir tahun ini dan menyatakan bahwa pabrik itu ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar internasional dalam jangka panjang. Pabrik BYD di Jawa Barat itu diperkirakan memiliki output produksi 150.000 unit per tahun.

BYD Group Indonesia meresmikan empat diler perdana Denza yang berlokasi di Jakarta, Banten, dan Bali, pada 10 Maret 2025. (Sumber: BYD Indonesia)
BYD menganggap pasar Indonesia sangat vital bagi perkembangannya di ASEAN. Data menunjukkan bahwa penjualan BYD di pasar Asia Tenggara mencapai 5 ribu hingga 6 ribu unit per bulan pada paruh kedua (H2) 2024, naik dari 2 ribu hingga 3 ribu unit per bulan pada 2023.
BYD adalah salah satu contoh perusahaan asal Shenzhen yang mengembangkan sayap bisnisnya di ASEAN.
Sementara itu, SUNWODA, perusahaan produk elektronik di China, secara aktif membangun fasilitas manufaktur baterai untuk ponsel dan laptop di Provinsi Bắc Giang, Vietnam, dan secara mendalam terintegrasi dalam rantai industri elektronik Vietnam.
Pada April 2023, Hong Kong Xinwei Electronics Co., Ltd., yang merupakan anak perusahaan penuh, mendirikan SUNWODA Vietnam. Perusahaan ini didirikan dengan modal terdaftar senilai 4 juta dolar AS dan total investasi mencapai maksimal 2 miliar yuan.

Foto yang diabadikan pada 11 April 2024 ini menunjukkan sejumlah pengunjung mengamati solusi penyimpanan energi yang dibuat oleh SUNWODA, perusahaan produk elektronik di China, dalam sebuah pameran teknologi yang digelar di Beijing, China. (Xinhua/Yin Dongxun)
Dengan memanfaatkan ekosistem industri elektronik di Vietnam, SUNWODA telah meningkatkan pasokan produk luar negeri dan kemampuan penjualan globalnya, sehingga dapat merespons fluktuasi makroekonomi secara efektif. Baterai litium yang diproduksi perusahaan ini banyak digunakan dalam berbagai perangkat listrik dan elektronik. Hal ini tidak hanya menyempurnakan penataan strategi bisnis perusahaan tersebut di pasar internasional, tetapi juga meningkatkan daya saingnya secara keseluruhan.
"Vietnam, sebagai ekonomi pasar berkembang (emerging market), memainkan peran penting dalam alih kapasitas produksi elektronik konsumen dalam beberapa tahun terakhir. Sifat rantai industrinya yang semakin lengkap terlihat jelas, membentuk rantai ekologi yang utuh mulai dari 'bahan baku hulu - modul tengah- produk jadi hilir' dari perusahaan-perusahaan elektronik yang didanai oleh China di Vietnam. Lingkungan ini tanpa diragukan lagi memberikan dukungan kuat bagi perusahaan itu untuk membangun basis produksi di Vietnam," ujar seorang staf senior dari SUNWODA.
Produk-produk dari Shenzhen juga banyak yang diekspor ke pasar ASEAN.

Foto yang diabadikan pada 17 April 2025 ini menunjukkan sebuah situs konstruksi di Shenzhen, China selatan. (Xinhua)
Pada 15 April, pabrik Elegoo Technology Co., Ltd., di Shenzhen sibuk beroperasi, dengan para pekerja menjalankan tugas mereka secara efisien. Printer 3D baru berbaris rapi, dengan batch kali ini yang bernilai sekitar 119.000 yuan dijadwalkan akan diekspor ke Malaysia dalam tiga hari.
Chen Bo, Wakil Manajer Umum Elegoo Technology, menyampaikan bahwa seiring dengan meningkatnya sektor manufaktur dan berkembangnya industri kreatif, permintaan terhadap teknologi pencetakan 3D meningkat di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Vietnam. Pada kuartal pertama (Q1) tahun ini, nilai ekspor printer 3D perusahaan tersebut mencapai 300 juta yuan, berhasil memperluas jangkauan pasarnya ke negara-negara berkembang termasuk Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Shenzhen juga menjadi kota vital bagi impor dari negara-negara ASEAN, termasuk buah-buahan tropis yang kian laris di pasar China.

Foto dokumentasi tak bertanggal ini menunjukkan sebuah pesawat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Baoan di Shenzhen, China selatan. (Xinhua)
Sebagai bagian dari upaya Shenzhen untuk memperluas perdagangan dengan ASEAN, kota itu terus menambah jumlah rute penerbangan dari dan ke kota-kota besar di negara-negara Asia Tenggara. Rute terbaru yakni rute penerbangan kargo pulang pergi Shenzhen-Ho Chi Minh City di Vietnam yang resmi dibuka pada 5 Maret lalu.
Berkat semakin terintegrasinya rantai industri dan pasokan antara Shenzhen dan ASEAN, kerja sama kedua belah pihak di bidang investasi, industri manufaktur, perdagangan produk pertanian, dan lainnya, diharapkan akan terus meningkat. Selesai
Advertisement
