Lama Baca 4 Menit

Manuskrip Sutra China Berusia 2.300 Tahun Kembali ke Tanah Air setelah Hampir Delapan Dekade di Luar Negeri

13 October 2025, 17:02 WIB

Manuskrip Sutra China Berusia 2.300 Tahun Kembali ke Tanah Air setelah Hampir Delapan Dekade di Luar Negeri-Image-1

Manuskrip Sutra Zidanku kuno dari periode Negara-Negara Berperang (Warring States) dipamerkan dalam upacara serah terima di Kedutaan Besar China di Amerika Serikat di Washington DC pada 16 Mei 2025. (Xinhua/Hu Yousong)

   CHANGSHA, 13 Oktober (Xinhua) -- Dua jilid manuskrip sutra China yang berasal dari sekitar 2.300 tahun silam telah dikembalikan ke China tengah, 79 tahun setelah diselundupkan keluar dari negara tersebut, melalui kerja sama antara lembaga-lembaga kebudayaan China dan Amerika Serikat (AS).

   Jilid kedua dan ketiga dari Manuskrip Sutra Zidanku, artefak budaya berharga dari periode Negara-Negara Berperang (475-221 SM), secara resmi dipulangkan ke Provinsi Hunan pada Senin (13/10). Manuskrip-manuskrip ini akan diarsipkan secara permanen di Museum Hunan di Changsha, ibu kota provinsi tersebut.

   Manuskrip ini, yang digali dari makam negara Chu oleh para penjarah makam di situs Zidanku di Changsha pada 1942, terdiri dari tiga jilid: "Sishi Ling", "Wuxing Ling", dan "Gongshou Zhan". Manuskrip-manuskrip ini merupakan catatan sistematis mengenai astronomi, kalender, kosmologi, dan ramalan militer dari masa pra-Qin di China. Manuskrip-manuskrip sutra ini adalah contoh paling awal dari teks pada sutra yang pernah ditemukan hingga saat ini sekaligus merupakan buku klasik China tertua dalam arti sebenarnya. Manuskrip tersebut diselundupkan keluar dari China pada 1946.

   Dalam upacara penerimaan Manuskrip Sutra Zidanku (Jilid II dan III) pada Senin, Kepala Administrasi Warisan Budaya Nasional (National Cultural Heritage Administration/NCHA) China, Rao Quan, mengatakan bahwa pengembalian manuskrip ini merupakan pencapaian penting dari kerja sama kebudayaan dan permuseuman antara China dan AS selama bertahun-tahun, serta menjadi contoh kerja sama internasional dalam restitusi artefak.

   Melalui kerja sama China-AS untuk pemulangan properti budaya, jilid "Wuxing Ling" dan "Gongshou Zhan" dikembalikan ke China oleh National Museum of Asian Art dari Smithsonian Institution tahun ini dan tiba di Beijing pada 18 Mei.

   Duan Xiaoming, kurator Museum Hunan, mengatakan bahwa pengembalian manuskrip sutra ini akan memungkinkan Museum Hunan untuk mengintegrasikan jilid-jilid yang dikembalikan dengan koleksi yang sudah ada, termasuk satu-satunya fragmen asli dari manuskrip Zidanku, serta berbagai artefak lain dari negara Chu.


   Manuskrip-manuskrip yang dikembalikan ini telah menjalani masa observasi adaptasi lingkungan selama 14 hari setelah tiba di Museum Hunan pad 10 September. Setelah melalui evaluasi nondestruktif, manuskrip-manuskrip itu kini disimpan di lingkungan yang dikendalikan suhu dan kelembapannya. Sebuah tim yang terdiri dari sejumlah pakar juga tengah meneliti rencana desinfeksi mikroba secara ilmiah dan melakukan eksperimen simulasi untuk memastikan bahwa proses sterilisasi tidak merusak material atau tinta pada manuskrip.

   Museum Hunan juga telah menyelesaikan proses pencitraan standar untuk seluruh manuskrip sutra tersebut, dan menemukan lebih dari 40 karakter tinta yang sebelumnya tidak terlihat pada selembar sutra yang belum sepenuhnya terpisah.  Selesai