Lama Baca 2 Menit

Akankah Tiongkok Bergantung Pada Pendidikan Online, Setelah Wabah Virus Corona Berakhir?

03 April 2020, 10:50 WIB

Akankah Tiongkok Bergantung Pada Pendidikan Online, Setelah Wabah Virus Corona Berakhir?-Image-1

Ilustrasi online class - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Selama masa pandemi, Pendidikan Online menjadi populer di Tiongkok. Namun, ada saja siswa, guru dan orang tua yang tidak siap. Masalah teknis seperti jaringan yang terputus dan tidak berfungsinya perangkat, dan hasil mengajar yang tidak sebaik pengajaran tatap muka adalah masalah yang masih sulit untuk diselesaikan. Menurut data survei beberapa lembaga penelitian, 55,3% siswa atau orang tua, merasa bahwa hasil Pendidikan Online, lebih buruk daripada belajar di sekolah. 

Guru perlu beradaptasi dengan kurangnya pemantauan terhadap siswa, siswa merasa tidak adanya suasana belajar di rumah, dan orang tua merasa terganggu dengan meningkatnya beban pemantauan pembelajaran anak-anak mereka. Walaupun Pendidikan Online dapat menghindari penyebaran virus di kalangan guru dan siswa, tetap banyak orang yang berharap untuk bisa kembali ke sekolah seperti biasa. 

Dengan perkembangan situasi pandemi yang dapat terkendali, dimulai kembalinya masa ajaran di sekolah mulai dilakukan di lebih banyak tempat. Pada tanggal 19 Maret 2020, provinsi Qinghai, Xinjiang dan Guizhou telah mengizinkan siswa setiap tingkat pendidikan untuk kembali ke sekolah, dan beberapa provinsi telah memberikan tanggal untuk memulai masa belajar yang baru.

Dampak positif pembelajaran online mungkin dapat membuat lebih banyak anak di daerah terpencil menyadari, bahwa hanya dengan menghidupkan ponsel, mereka bisa mendapatkan pendidikan berkualitas yang mengubah hidup mereka. Ini juga dapat memicu peningkatan permintaan pasar untuk perangkat keras dan perangkat lunak pembelajaran online, dan juga dapat menumbuhkan pengetahuan baru tentang pembelajaran online pada orang tua.