Lama Baca 3 Menit

Bagaimana Sih Hubungan Tiongkok-AS Saat Ini?

02 July 2020, 08:00 WIB

Bagaimana Sih Hubungan Tiongkok-AS Saat Ini?-Image-1

Ilustrasi Hubungan Bilateral Tiongkok-AS - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Washington, Bolong.id – Dilansir Global Times, Thomas L. Friedman, kolumnis opini untuk The New York Times, baru-baru ini menyimpulkan, "Kasarnya, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok itu sedang bercerai". Hubungan bilateral yang begitu kuat di antara mereka sudah tertanam sejak lama di bidang politik, ekonomi, dan keamanan.

Beberapa tahun terakhir ini, bisa terlihat kalau persaingan antara Beijing dan Washington meningkat dengan cepat. Ditambah lagi karena dampak pandemi, yang membuat hubungan bilateral kedua negara ini kemungkinan akan terus memburuk. Terlebih, orang Amerika percaya bahwa Tiongkok sengaja mengambil keuntungan dari hubungannya dengan AS, dengan mengambil jatah pasar dan teknologi. Ketika Tiongkok secara bertahap menjadi pesaing AS, Washington pun merasa tidak aman lagi. Pihaknya meminta Tiongkok untuk mengganti kerugian AS dan menekan Tiongkok dengan mengancam untuk berpisah, hal ini terbukti pada sektor teknologi tinggi.

Argumen mengenai ‘perceraian’ antara Beijing dan Washington memang mengkhawatirkan. Pasalnya, argumen ini seolah-olah membuat hubungan Tiongkok-AS terguncang, bahwa kedua negara itu akan jatuh ke dalam perang dingin baru.

Namun, sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, sudah saatnya Tiongkok dan AS mengevaluasi kembali hubungan mereka. Mereka harus bersama-sama mencari solusi rasional untuk memperbaiki hubungan mereka. Dibandingkan dengan ‘bercerai’, pemisahan sementara mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Karena kekuasaan dan perbedaan dalam sistem politik, serta persaingan antara keduanya tidak dapat dihindari. Namun lucunya, tak satu pun dari mereka berharap untuk berpisah.

Terkait dengan COVID-19,  pemerintah AS berusaha membatasi kerusakan ekonomi akibat penyakit tersebut. Namun yang membuat masalah ini semakin buruk adalah saat Trump menyalahkan Tiongkok. Ia memainkan strategi ini untuk memenangkan banyak suara untuk pemilihan presiden AS yang akan datang. Sekali lagi, karena hal ini, hubungan bilateral mereka semakin memburuk. Karena kampanye anti-Tiongkok di AS saat ini, sulit untuk mengembalikan hubungan Tiongkok-AS kepada semula. Dapat dikatakan bahwa Tiongkok dan AS telah benar-benar memasuki fase perpisahan, namun bukan ‘perceraian’ resmi. Pada saat ini, penting bagi kedua negara untuk meluangkan waktu dalam memikirkan keuntungan dan kerugian menggunakan kepala dingin. Memecahkan teka-teki hubungan Tiongkok-AS membutuhkan visi dan gagasan baru. Dapat disimpulkan, baik decoupling atau ‘perceraian’ bukanlah pilihan rasional. Tindakan ini terlalu kekanak-kanakan dan naif, yang hanya akan mengarah kerugian saja. (*)