Lama Baca 3 Menit

Bank Dunia: Tiongkok Jadi Pembaru Terkemuka Lingkungan Bisnis

30 July 2020, 15:29 WIB

Bank Dunia: Tiongkok Jadi Pembaru Terkemuka Lingkungan Bisnis-Image-1

Central Business District, Beijing -  Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Tiongkok, Bolong.id – Dilansir China Daily, menurut laporan Bank Dunia, Tiongkok telah menjadi pembaru utama di antara ekonomi besar dalam meningkatkan lingkungan bisnis.

Laporan "Doing Business 2020", yang terbaru dari serangkaian laporan tahunan oleh Bank Dunia, menunjukkan bahwa Tiongkok telah masuk dalam 10 besar reformator global tercepat selama dua tahun berturut-turut.  Negara ini juga telah “melompat” secara signifikan dari posisi ke-78 dalam "laporan Doing Business 2018" ke posisi ke-31 dalam laporan terbaru 2020. 

“Perkembangan Tiongkok telah meningkat di hampir semua indikator Doing Business selama dekade terakhir, tetapi kemajuannya sangat mengesankan selama Doing Business 2018-2020,” dari laporan tersebut.

Proyek Doing Business, yang menjadi dasar laporannya, mengukur betapa mudahnya melakukan bisnis untuk perusahaan kecil dan menengah domestik. Laporan ini memanfaatkan 10 indikator kuantitatif dan kualitatif yang mengukur biaya bisnis dan kualitas peraturan, serta lembaga yang berdampak pada lingkungan bisnis tersebut.

Tiongkok telah melakukan reformasi di sebagian besar 10 indikator Doing Business, dari memulai bisnis hingga menyelesaikan kepailitan. Misalnya, dalam hal "membayar pajak," Tiongkok menerapkan tarif pajak penghasilan badan preferensial untuk perusahaan kecil, mengurangi tarif pajak pertambahan nilai untuk industri tertentu, dan meningkatkan sistem pengarsipan dan pembayaran elektronik.

Adapun "perdagangan lintas batas," Tiongkok meluncurkan deklarasi kargo di muka, meningkatkan infrastruktur pelabuhan, mengoptimalkan administrasi bea cukai, dan meluncurkan jadwal biaya. 

Selain itu, juga ada enam faktor pendorong keberhasilan utama Tiongkok, yakni kepemimpinan tingkat tinggi dan kepemilikan agenda reformasi, eksperimen kebijakan lokal, berbagi pengetahuan nasional dan internasional, penegakan kuat agenda reformasi dan akuntabilitas untuk hasil, partisipasi sektor swasta yang kuat, dan  yang terakhir adalah penggunaan intensif layanan e-government. (*)