Siswa Salah Satu Sekolah di Wuhan Gunakan Masker di Dalam Kelas, Guna Mencegah Penyebaran COVID-19 - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Tiongkok, Bolong.id – Sekolah-sekolah di Tiongkok telah mengambil berbagai langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19, karena akan ada lebih banyak mahasiswa yang kembali ke kampus untuk melanjutkan semester di musim gugur.
Agustus lalu, Kementerian Pendidikan Tiongkok (中华人民共和国教育部) dan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (国家卫生健康委员会), telah mengeluarkan pedoman yang mencakup persyaratan khusus yang harus dipenuhi sekolah dalam rangka membuka kembali kampus mereka, serta langkah-langkah anti-pandemi yang harus mereka ikuti secara ketat untuk semester baru, dikutip China News Service, Selasa (15/9/20).
Memeriksa suhu tubuh dan kode kesehatan, melaporkan kondisi kesehatan mereka setiap hari dan sering melakukan desinfeksi di tempat umum telah menjadi kebiasaan rutin bagi siswa. Meskipun pedoman nasional tidak mewajibkan siswa memakai masker di sekolah, Komisi Pendidikan Kota Beijing (北京市教育委员会) masih mewajibkan siswa di kota tersebut untuk mengenakan masker di kelas.
Chen Lihua, kepala sekolah SD Eksperimental Chaoyang Beijing, mengatakan bahwa tak seperti mahasiswa atau siswa yang lebih tua, siswa sekolah dasar membutuhkan lebih banyak waktu untuk membiasakan diri mengenakan masker. Sehingga sekolah sangat berusaha sebaik mungkin untuk memastikan siswa menggunakan masker mereka.
SD tersebut telah memindahkan kelas musik, melukis dan sains di luar ruangan, dan mengatur ulang jadwal kelas, sehingga kegiatan di dalam ruangan hanya berlangsung selama 40 menit, dan diikuti istirahat di luar ruang kelas selama 20 menit.
Sama halnya dengan sekolah lainnya di Beijing. Liu Ziyi, siswa SD kelas empat yang sudah kembali belajar ke sekolah pada 7 September lalu mengatakan, langkah-langkah pengendalian pandemi yang diambil sekolahnya membuatnya merasa sangat aman.
Ia menceritakan, dua teman sekelasnya mengalami suhu tinggi selama kelas, dan para guru bergegas untuk membawa mereka ke rumah sakit. Sedangkan siswa lainnya yang sehat, segera dipindahkan ke ruang kelas cadangan, dan diizinkan kembali ke ruang kelas mereka setelah benar-benar disterilkan.
Para guru pun lebih memperhatikan kesehatan siswa. Setiap siswa disuruh mencuci tangan, dan membentuk kebiasaan sanitasi yang baik, tambah Liu.
Meskipun sebagian besar pandemi COVID-19 di Tiongkok telah berkurang, namun Universitas Peking tetap menerapkan langkah-langkah anti-pandemi yang ketat untuk menjaga kesehatan mahasiswa dan dosen.
"Kami selalu waspada, dan kami juga perlu bersiap untuk kemungkinan munculnya kembali wabah pandemi COVID-19 pada musim dingin," kata salah satu staf di Universitas Peking.
Pihak universitas mendesinfeksi dan membersihkan seluruh asrama, ruang kelas dan kantin setiap harinya. Tak hanya itu, universitas terbaik ke-2 di Tiongkok ini juga dilengkapi pemindai suhu inframerah untuk memeriksa suhu tubuh setiap orang yang masuk ke universitas tersebut.
Mahasiswa dan staf fakultas harus menggunakan masker saat mereka berada di dalam ruangan. Selain itu, mereka juga diminta untuk tidak meninggalkan kampus untuk perjalanan yang tidak begitu penting.
Jika mereka ingin meninggalkan kampus, mereka harus mendapat persetujuan dari pihak kampus.
Lain halnya dengan Universitas Shandong di Jinan. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti tes asam nukleat sebelum kembali ke kampus. Kemudian selain diperiksa suhu tubuh, mahasiswa juga perlu memindai kode QR untuk mencatat keberadaan mereka sebelumnya ketika memasuki gedung sekolah.
Dengan adanya pengawasan dan peraturan yang ketat, sebagian besar mahasiswa merasa lebih aman.
Advertisement