Beijing, Bolong.id - Pendapatan produsen ponsel Tiongkok, Huawei, dalam tiga kuartal 2022 turun 2,2% dibanding periode yang sama 2021.
Dilansir dari 台帐, Kamis (27/10), data yang dirilis sebelumnya, pendapatan kuartal ketiga naik 6,5% dari tahun lalu menjadi 144,2 miliar Yuan (sekitar Rp 309 triliun). Tapi total tiga kuartal 2022 turun 2,2%.
Huawei Technologies Ltd., merek teknologi global pertama Tiongkok, telah berjuang sejak Presiden Donald Trump saat itu memblokir akses ke chip prosesor AS dan teknologi lainnya pada 2019.
Pihak Huawei, waktu itu menyangkal tuduhan Amerika bahwa itu terkait mata-mata Tiongkok. Tapi sikap AS itu membuat penjualan produk Huawei turun.
Huawei telah meningkatkan pengembangan teknologi jaringan untuk mobil, rumah sakit, pertambangan, dan manufaktur. Dikatakan bahwa itu kurang rentan terhadap sanksi AS.
Perusahaan mengatakan margin keuntungannya untuk sembilan bulan pertama tahun 2022 adalah 6,1%, yaitu sekitar 27 miliar yuan (sekitar Rp 58 triliun).
Dikatakan bahwa itu adalah penurunan dari tahun sebelumnya tetapi tidak memberikan rincian.
“Penurunan dalam bisnis perangkat kami terus melambat, dan bisnis infrastruktur TIK kami tetap tumbuh dengan stabil,” kata Eric Xu, salah satu dari tiga eksekutif Huawei yang bergiliran sebagai ketua, dalam sebuah pernyataan.
Tahun ini "mungkin terbukti menjadi yang paling menantang" untuk smartphone dan perangkat lain, kata pernyataan perusahaan yang terpisah. Itu tidak memberikan rincian penjualan.
Usaha mobil Huawei telah memainkan peran dalam lima model yang dirilis oleh tiga pembuat mobil Tiongkok. Huawei memasok komponen dan perangkat lunak untuk navigasi, tampilan dasbor, mengelola sistem kendaraan, dan layanan lainnya.
Huawei, yang didirikan pada 1987, mengatakan dimiliki oleh warga negara Tiongkok yang merupakan setengah dari 195.000 tenaga kerja globalnya. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement