Lama Baca 3 Menit

Mengapa JD.com di Indonesia dan Thailand Tutup?

02 February 2023, 10:53 WIB

Mengapa JD.com di Indonesia dan Thailand Tutup?-Image-1

Jakarta, Bolong.id - JD.com Tiongkok (9618.HK) di Indonesia ditutup permanen Selasa (31/1/2023). Sedangkan di Thailand ditutup permanen mulai 3 Maret 2023.

Dilansir dari Reuters (31/01/2023) JD.com Juru Bicara JD.com mengatakan, perusahaan tetap melayani pasar global, termasuk Asia Tenggara.

Perusahaan tidak memberikan alasan penutupan tersebut.

JD.ID beroperasi di Indonesia sejak 2015, sebagai perusahaan patungan dengan Provident Capital, sedangkan platform Thailand diluncurkan dua tahun kemudian, bermitra dengan perusahaan pengecer Central Group.

JD.com gagal mendapatkan daya tarik terhadap pemain yang lebih besar seperti Lazada dari Alibaba Group (9988.HK), Shopee dari Sea Ltd (SE.N) dan Tokopedia dari GoTo Group (GOTO.JK).

Perusahaan, yang juga menjalankan merek ritel omni-channel Ochama di Eropa, mengatakan pada bulan November bahwa "bisnis baru" - termasuk unit di luar negeri serta usaha lain seperti properti JD - hanya menyumbang 2% dari total pendapatan pada kuartal ketiga. .

Di Tiongkok, perusahaan sejenis, seperti Alibaba, telah berjuang melawan ekonomi yang melambat dan dampak pembatasan COVID yang ketat, yang telah mendorong pemotongan biaya dan pemutusan hubungan kerja.

Sementara JD.com telah berkinerja lebih baik daripada rekan-rekannya, membukukan kenaikan pendapatan kuartal ketiga sebesar 11,4%, kepala eksekutifnya menggambarkan kuartal kedua sebagai yang paling sulit sejak listing pada tahun 2014.

Nattabhorn Buamahakul, mitra di Asia Group Advisors yang berbasis di Bangkok, mengatakan keluarnya JD mencerminkan lanskap e-commerce yang sangat kompetitif di Asia Tenggara, terutama Thailand.

“Platform online tidak hanya bersaing satu sama lain tetapi juga operator lokal, usaha kecil yang meningkat karena pembayaran menjadi lebih sederhana, menggunakan media sosial seperti TikTok dan Instagram sebagai titik kontak pelanggan,” katanya.

Tetapi Jeffrey Towson, mitra TechMoat Consulting yang berbasis di Beijing mengatakan JD.com telah berperilaku lebih hati-hati daripada para pesaingnya di Asia Tenggara dalam hal pengeluaran untuk pemasaran dan subsidi, dan dia yakin mereka keluar tanpa kehilangan terlalu banyak uang.

"JD sekarang keluar dari sisi konsumen dan berfokus pada pedagang Asia Tenggara, merek, dan infrastruktur logistik yang terhubung dengan konsumen Tiongkok. Itu memainkan kekuatan mereka," katanya.(*)

Informasi Seputar Tiongkok