Lama Baca 4 Menit

Mitos dalam Tahun Baru Imlek

09 February 2024, 16:46 WIB

Mitos dalam Tahun Baru Imlek-Image-1
Lampion China

Bolong.id - Siapa yang tidak tertarik dengan cerita-cerita mistis dan legendaris? Begitu pun dengan perayaan Tahun Baru Imlek yang dipenuhi mitos dan cerita menarik.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa mitos menarik di balik perayaan Tahun Baru Imlek.

Kaligrafi untuk Kebahagiaan atau Keberuntungan

Kaligrafi fú, simbol kebahagiaan dalam bahasa Tionghoa, menjadi dekorasi populer selama Tahun Baru Imlek. Pada masa Dinasti Ming, kaisar memerintahkan setiap rumah menempelkan fú pada pintu. Terjadi insiden di mana satu keluarga menempelkannya terbalik.

Kaisar awalnya mengancam hukuman mati, tetapi permaisuri yang bijaksana memberikan penjelasan cerdik bahwa karakter terbalik memiliki arti "di sini," yang menunjukkan kebahagiaan dan keberuntungan. Kaisar mengubah keputusannya, dan sejak itu, orang terus menggantung fú terbalik sebagai simbol kebahagiaan.

Kisah Festival Lampion

Festival Lampion Tiongkok, merayakan akhir Tahun Baru Tionghoa, dengan menyalakan ribuan lampion kertas lima belas hari setelah Tahun Baru Imlek. Kisah asal-usulnya melibatkan pembunuhan seekor angsa surga oleh pemburu, yang membuat Kaisar Jade marah. 

Untuk mengelabui Kaisar Jade, manusia meledakkan kembang api dan menggantung lampion di setiap rumah pada malam hari, tampak seolah-olah Bumi terbakar dari surga.

Legenda Angpao

Legenda angpao bermula dari roh jahat bernama Sui, yang pada malam Tahun Baru biasa membelai kepala anak-anak yang tidur sebanyak tiga kali, menyebabkan mereka terbangun dengan demam yang memprihatinkan. Pada suatu malam Tahun Baru, pasangan orang tua memutuskan memberikan koin kepada anak mereka dan meletakkannya di bantalnya saat ia tertidur. 

Kilatan terang dari koin tersebut menakuti roh Sui. Sejak saat itu, tradisi memberikan uang kepada anak-anak yang dibungkus dalam kertas merah pada malam Tahun Baru mulai berkembang.

Pangsit dan Telinga

Pangsit, bentuk adonan yang bisa dianggap emas atau telinga, dikaitkan dengan Dewi Nǚ wā yang menciptakan manusia dari tanah liat kuning. 

Saat musim dingin, Nǚ wā merasa telinga manusia bisa membeku, sehingga dia mulai menjahit dan meletakkan ujung benang di mulut mereka. Sebagai ungkapan terima kasih, orang kemudian membuat pangsit menyerupai telinga dan diisi dengan sayuran dan daging. 

Setiap kali kamu menikmati pangsit, kenanglah Nǚ wā dan bersyukur bahwa telingamu tetap utuh selama musim dingin.

Asal-usul Minuman Tusu

Minuman Tusu, minuman alkohol terkenal dalam Tahun Baru Imlek, memiliki cerita asal-usul populer yang melibatkan seorang pria penyelamat desa dari wabah. Pria itu menciptakan campuran herba, daun, dan biji-bijian, memberikannya kepada warga, dan menyuruh mereka merendam serta meminumnya pada Hari Tahun Baru. 

Minuman tersebut berhasil menyelamatkan desa dari ancaman wabah, dan mereka memberi nama minuman itu sesuai dengan rumah bergaya Tusu milik pria tersebut. Untuk informasi lebih lanjut tentang minuman Tusu. (*)

 

Informasi Seputar Tiongkok