Lama Baca 4 Menit

Pemerintah China Tidak Anjurkan Kembang Api di Tahum Baru Imlek

07 February 2024, 16:18 WIB

Pemerintah China Tidak Anjurkan Kembang Api di Tahum Baru Imlek-Image-1
Kembang api

Beijing, Bolong.id - Pemerintah Tiongkok tidak menganjurkan warga sulut kembang api selama Imlek.

Dilansir dari 人民网 Kamis (01/02/24), soal kembang api jadi perdebatan baru-baru ini. Antara melestarikan tradisi kuno (penggunaan kembang api) dengan masalah keselamatan dan lingkungan.

Secara tradisional, kembang api telah lama menjadi bagian integral dari Tahun Baru Imlek dan asal usulnya berakar pada cerita rakyat yang menceritakan kegunaannya untuk menakut-nakuti makhluk mitos yang dikenal sebagai "nian".

Kementerian mengatakan pemerintah daerah akan dipandu untuk mempertimbangkan opini publik, mempertimbangkan pro dan kontra dan membuat peraturan kembang api berdasarkan kondisi lokal, “larangan menyeluruh harus dihindari,” tegas kementerian tersebut.

Pernyataan itu disampaikannya menanggapi usulan revisi dan penyempurnaan peraturan pengelolaan keselamatan kembang api yang diajukan oleh wakil Kongres Rakyat Nasional (NPC), Pang Guoming, dari Provinsi Henan.

Peringatan larangan total terhadap kembang api tidak sama dengan mengambil pendekatan laissez-faire terhadap keamanan kembang api.  Kementerian mengatakan pihaknya sangat mementingkan keamanan dan pengawasan kembang api, termasuk memeriksa penggunaan yang berlebihan dan perubahan tanpa izin dalam penggunaan gudang selama produksi kembang api.

Menurut Kementerian Keamanan Publik, pada tahun 2017, 444 kota melarang kembang api dan 764 kota menetapkan pembatasan pembakaran kembang api dalam skala tertentu.

Pada bulan Desember 2023, sejumlah tempat di negara ini telah mengumumkan larangan kembang api sepanjang waktu, sehingga memicu kembali perdebatan publik mengenai larangan kembang api.  Diantaranya adalah Kota Xianyang di Provinsi Shaanxi, Kabupaten Gushi, Kota Jiaozuo dan Kota Xuchang di Provinsi Henan.

Para pengamat umumnya percaya bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa kembang api akan menyebabkan masalah polusi dan juga bahaya keselamatan, namun hal tersebut tetap tidak menjadi alasan untuk menghilangkan tradisi masyarakat Tiongkok untuk merasakan suasana pesta setelah setahun bekerja keras.

Praktik larangan total kembang api di beberapa tempat merupakan pola pikir pemerintah yang malas.  Tindakan pelarangan kembang api yang mungkin dilakukan lebih masuk akal, kata Wang Hongwei, seorang profesor dari sekolah administrasi dan kebijakan publik di Universitas Renmin Tiongkok, kepada Global Times pada hari Rabu.

Wang menyarankan pelarangan kembang api di tempat-tempat dekat pabrik kimia, pompa bensin dan minyak, dan menyalakan lampu hijau di area terbuka seperti alun-alun dan ruang berpenduduk sedikit atau membatasi durasinya agar kembang api bisa menyala.  Departemen pemadam kebakaran setempat harus tetap waspada untuk mengawasi risiko keselamatan, kata Wang.

Sejalan dengan penerapan tindakan fleksibel terhadap kembang api selama liburan Festival Musim Semi, kementerian juga mengatakan, bersama dengan badan keamanan publik dan otoritas pengawasan pasar akan terus mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan terkait produksi dan transportasi kembang api. (*)

Informasi Seputar Tiongkok