Lama Baca 3 Menit

China Sumbang Rp 3 M Amankan Nuklir Ukraina

10 March 2023, 09:37 WIB

China Sumbang Rp 3 M Amankan Nuklir Ukraina-Image-1
Mao Ning

Beijing, Bolong.id - Tiongkok menyumbang 200.000 Euro (sekitar Rp.3 miliar) melalui Badan Energi Atom Internasional untuk pengamanan fasilitas nuklir Ukraina, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning.

Dilansir dari 人民网, Kamis (09/03/23), Mao Ning mengatakan itu setelah Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB dan Organisasi Internasional Lainnya di Wina, Li Song mengumumkan keputusan tersebut pada pertemuan dewan gubernur IAEA, Senin (6/3/2023).

Dalam sebuah makalah yang dikeluarkan bulan lalu untuk menyatakan posisinya pada penyelesaian politik krisis Ukraina, 

Tiongkok mengatakan menentang serangan bersenjata terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir atau fasilitas nuklir damai lainnya, mendesak pihak-pihak yang terlibat untuk menjaga mereka tetap aman.

Ini menyatakan dukungan untuk IAEA dalam memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir damai.

Tiongkok juga menyerukan untuk mempromosikan kerja sama internasional tentang keamanan nuklir dalam Makalah Konsep Prakarsa Keamanan Global.

"Kami selalu melakukan apa yang kami katakan," kata Mao, berbicara tentang keputusan Tiongkok untuk berkontribusi.

Tiongkok akan terus bekerja sama dengan dunia untuk membangun sistem keamanan nuklir internasional yang adil, kolaboratif, dan saling menguntungkan, kata Mao.

Itu juga akan terus mempromosikan pembicaraan untuk perdamaian dan mendukung penyelesaian politik krisis Ukraina, kata juru bicara itu.

Dalam perkembangan lain, Mao menyatakan "kekhawatiran besar" Tiongkok tentang laporan bahwa Ketua DPR AS Kevin McCarthy akan bertemu dengan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen di California selama "transit" yang terakhir dalam beberapa minggu mendatang.

"Kami telah mengajukan pernyataan keras kepada pihak AS, meminta mereka untuk membuat klarifikasi," kata Mao pada hari Rabu.

Tiongkok dengan tegas menentang setiap pertukaran resmi antara Taiwan dan AS dalam bentuk apa pun, tegas Mao.

Ia dengan tegas menentang setiap kunjungan AS yang dilakukan oleh "kepala separatis 'kemerdekaan Taiwan'" dengan nama apa pun dan dengan dalih apa pun, serta kontak AS dengan separatis dalam bentuk apa pun, katanya.

Pada konferensi pers sehari yang lalu, Menteri Luar Negeri Qin Gang mengatakan masalah Taiwan adalah "inti dari kepentingan inti Tiongkok, fondasi politik hubungan Tiongkok-AS dan garis merah pertama yang tidak boleh dilintasi di Tiongkok.  -Hubungan AS".

Mao mendesak AS untuk mematuhi tiga komunike bersama Tiongkok-AS, dan memenuhi komitmen kepemimpinan AS untuk tidak mendukung "kemerdekaan Taiwan", "dua Tiongkok", atau "satu Tiongkok, satu Taiwan". (*)

Informasi Seputar Tiongkok