ilustrasi nuklir - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Melansir Washington Post, Sabtu, 23 Mei 2020, pada pertemuan pejabat badan keamanan yang dipimpin oleh Donald Trump, AS bakal menimbang untuk uji coba meledakkan bom nuklir yang pernah mereka lakukan pada tahun 1992.
Sebagai responnya, Kementerian Luar Negeri Tiongkok (中华民国外交部) mendesak AS agar mematuhi komitmen mereka dalam Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif (CTBT) dan dapat membantu melindungi pelucutan nuklir internasional dan sistem non-proliferasi nuklir.
Lima kekuatan nuklir, termasuk AS, semuanya menandatangani perjanjian itu dan membuat komitmen untuk menangguhkan pengujian nuklir, kata juru bicara Zhao Lijian ( 赵立坚).
"AS adalah negara dengan jumlah uji coba nuklir terbesar. Kami mendesak AS untuk memikul kewajibannya, mematuhi komitmennya, dengan sungguh-sungguh menjaga maksud dan tujuan perjanjian itu, dan berbuat lebih banyak untuk membantu melindungi pelucutan nuklir internasional dan sistem non-proliferasi nuklir", kata Zhao. Dia memperingatkan AS untuk tidak melangkah lebih jauh dan merusak stabilitas global.
Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif (CTBT) adalah salah satu perjanjian multilateral yang paling banyak didukung, dengan 184 negara penandatanganan dan 168 ratifikasi. Perjanjian itu belum mulai berlaku, karena delapan dari 44 negara yang ratifikasinya diperlukan untuk perjanjian belum meratifikasinya.
Penulis: Yohana Intan
Sumber: news.cgtn.com
Advertisement